
Kantor Sri Mulyani Tanggapi Rating Utang RI 'BBB' dari Fitch

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto mengapresiasi positif keputusan Fitch Ratings yang mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia di level BBB dengan outlook stabil pada 1 September 2023.
Suminto menilai, peringkat utang atau kredit yang berada di level BBB outlook stabil itu merupakan bentuk afirmasi lembaga pemeringkat utang tersebut terhadap kinerja perekonomian Indonesia yang stabil dengan prosper pertumbuhan yang masih solid.
"Kebijakan fiskal yang kredibel dan pengelolaan utang yang hati-hati mendorong kinerja ekonomi Indonesia yang kuat dan stabil dengan prospek pertumbuhan yang solid," kata Suminto dikutip dari siaran pers, Rabu (6/9/2023).
Suminto memastikan, pemerintah ke depannya akan terus menjaga pemulihan ekonomi domestik dengan memanfaatkan peran anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Guna mendukung pertumbuhan ekonomi, ia memastikan pemerintah akan terus mempercepat reformasi struktural.
"Di tengah tantangan global yang masih dinamis, Pemerintah akan terus memastikan pemulihan ekonomi terjaga melalui peran APBN yang solid, percepatan reformasi struktural, serta sinergi antar lembaga yang kuat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi kuat, inklusif, dan berkelanjutan," ungkap Suminto.
Dari sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia, Fitch memproyeksikan akan tetap kuat pada level 5,2% pada 2024 dan menjadi tumbuh sebesar 5,0% pada 2025. Konsumsi domestik menurut mereka akan tetap kuat sebagai pemicu utama pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dari sisi fiskal, Fitch mengapresiasi defisit APBN yang telah kembali ke tingkat sebelum pandemi pada 2022. Namun, Fitch mengharapkan upaya pemerintah dalam meningkatkan pendapatan, meskipun dihadapkan pada tantangan penurunan harga komoditas.
Di tengah perubahan situasi pada neraca transaksi berjalan Indonesia, yang berbalik menjadi negatif pada kuartal II 2023 sebesar 0,6%, Fitch memproyeksikan defisit tersebut akan meningkat menjadi 0,9% pada 2024 dan 1,5% pada 2025.
Kendati begitu, Fitch melihat potensi peningkatan investasi langsung asing (FDI) secara bertahap, terutama di sektor kendaraan listrik dan manufaktur, yang dapat mengurangi kerentanan neraca pembayaran dan mendukung penurunan defisit neraca transaksi berjalan.
Fitch juga menilai baik atas penurunan ketergantungan pada utang dalam mata uang asing. Hal tersebut telah mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar. Investor asing yang semakin tertarik pada obligasi pemerintah Indonesia juga telah meningkatkan stabilitas keuangan negara.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fitch Bawa "Bencana" Baru Buat Amerika, Yellen-Biden Teriak