Utang AS Makin Ngeri, Bakal Nambah Rp 80 Triliun per Hari!

Jakarta, CNBC Indonesia - Utang Amerika Serikat diproyeksi tumbuh US$ 5,2 miliar (Rp 80 triliun) setiap hari selama sepuluh tahun ke depan. Hal ini disampaikan dalam memo Bank of America yang dirilis menyusul penurunan peringkat kredit Negeri Paman Sam oleh Fitch Ratings.

Catatan penelitian, yang dirilis oleh kepala penasihat keuangan bank Michael Hartnett, mengandalkan data dari Kantor Anggaran Kongres (CBO), sebuah agen federal non-partisan, memperkirakan bahwa utang Amerika akan mencapai US$ 50 triliun pada tahun 2033.

"Jumlah itu setara dengan memberi setiap warga negara AS US$ 15 setiap pagi selama sepuluh tahun berturut-turut," paparnya dikutip dari Business Insider dan Al Mayadeen, Kamis (10/8/2023).

Baca: Uni Eropa-IMF Kompak Serang RI, Jokowi Tegas Jawab Ini

"Utang negara akan melonjak dari 98% dari PDB menjadi 181% pada tahun 2053."

Pekan lalu, Fitch mengumumkan memangkas peringkat kredit AS dari AAA menjadi AA. Menurut lembaga pemeringkat itu, keputusan tersebut disebabkan oleh "perkiraan penurunan fiskal selama tiga tahun ke depan, beban utang pemerintah umum yang tinggi dan terus meningkat, dan erosi tata kelola."

Dalam pandangan Fitch, telah terjadi penurunan yang stabil dalam standar tata kelola selama 20 tahun terakhir, termasuk masalah fiskal dan utang. Salah satu yang menjadi poin penting adalah perdebatan bipartisan tentang plafon batas utang yang seringkali mengancam keuangan negara itu.

Baca: Malapetaka Makan Korban Terusan Panama, Minyak-Batu Bara Kena

Sementara itu, penghapusan pagu utang AS terbaru hingga Januari 2024 telah menjadi kekhawatiran besar Komite untuk Anggaran Federal (CFRB) yang takut Washington meminjam uang secara berlebih. Ini juga dapat membawa Negeri Paman Sam terhadap situasi di mana pemerintah dapat meminjam tanpa batas.

"Utang yang tinggi dan meningkat seperti itu akan memperlambat pertumbuhan ekonomi, mendorong suku bunga bagi pemegang utang AS di luar negeri, dan menimbulkan risiko signifikan terhadap prospek fiskal dan ekonomi," tambah CBO.

(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kegagalan Bayar Utang AS, Picu Bencana Ekonomi & Keuangan