Internasional

Malapetaka Makan Korban Terusan Panama, Minyak-Batu Bara Kena

sef, CNBC Indonesia
10 August 2023 07:40
Sebuah kapal berlayar melalui Terusan Panama di kawasan dekat Jembatan Amerika di Kota Panama pada 24 April 2023. Kelangkaan curah hujan akibat pemanasan global memaksa Terusan Panama untuk mengurangi sarat kapal yang melewati jalur air antar samudra, di di tengah krisis pasokan air yang mengancam masa depan jalur maritim ini. Danau Alhajuela, di provinsi Colon, 50 km sebelah utara Kota Panama, adalah salah satu danau utama yang memasok air ke kunci Terusan Panama dan berada pada level terendah dalam beberapa tahun terakhir. (Photo by Luis ACOSTA / AFP)
Foto: Sebuah kapal berlayar melalui Terusan Panama di kawasan dekat Jembatan Amerika di Kota Panama pada 24 April 2023. (AFP/LUIS ACOSTA)

Jakarta, CNBC Indonesia - "Malapetaka" baru bumi yakni kekeringan makin memakan korban. Jalur transportasi dan logistik penting dunia, Terusan Panama, kini merasakan dampaknya.

Jumlah kapal yang menunggu untuk menyeberangi Terusan Panama telah mencapai 154. Sejak 8 Agustus, Otoritas Terusan Panama (PAC) mengurangi slot perjalanan untuk mengatasi kemacetan yang disebabkan oleh kondisi kekeringan yang sedang berlangsung di gerbang pelayaran utama dunia itu sejak akhir Juli.

Kebijakan ini juga diberlakukan bagi kapal Panamax, yang merupakan kapal terbesar dengan kapasitas bawaan 4.500 unit atju setara 20 kaki (TEU). Jumlah slot dikurangi menjadi 14 dari 23 hari.

"Saat ini waktu tunggu untuk menyeberangi kanal rata-rata sekitar 21 hari," muat CNBC International secara keseluruhan, Kamis (10/8/2023).

Foto satellite juga menunjukan bagaimana kemacetan di penghubungan perdagangan penting bagi Amerika Serikat (AS) tersebut. Kapal-kapal terlihat ramai menunggu menyebrang.

Perlu diketahui total kontainer yang menyebrang di Terusan Panama mewakili 73% komodita ekspor-impor AS. Sekitar 40% kontainer AS melewati kanal itu setiap tabun dengan nilai US$ 270 miliar dalam bentik kargo.

Mengutip laman yang sama, kondisi kekeringan juga membuat PCA meminta bawaan kapal lebih ringan 40%. Salah satu kapal, Ever Max, disebut terpaksa membongkar 1.400 kontainer di Pelabuhan Balboa untuk memenuhi persyaratan dan mendapatkan jalur.

"Kontainer yang tersisa mungkin membutuhkan kapal lain untuk menyelesaikan perjalanan," kata kepala MarineTraffic Amerika Utara, Kapten Adil Ashiq.

"Ini akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik," katanya.

Ashiq menyebut realita di Terusan Panama saat ini telah membuat bisnis mengambil rute alternatif, yang menambah waktu dan biaya bahan bakar untuk perjalanan tersebut. Pengirim yang menggunakan beberapa kapal untuk memindahkan muatan bisa menambah biaya pengiriman dan membuat waktu tunggu yang lebih lama untuk mengamankan pemesanan.

"Biaya (tambahan) ini mungkin akan diturunkan ke bisnis dan konsumen," tambahnya merujuk potensi kenaikan harga barang ke depan.

Terusan Panama disebut akan kehilangan 50 juta galon air ketika satu kapal melintasi kanal. Ketinggian air di Danau Gatun, yang mengaliri kanal, berada pada titik terendah dalam empat tahun.

Komentar Ashiq diakui CEO perusahaan logistik OL USA, Alan Baer. Pengiriman harang, tegasnya, mulai mencari rute lain.

"Dengan semakin sulitnya mencapai Pantai Timur AS melalui Terusan Panama, importir mungkin melihat kapal yang transit di (Terusan) Suez," kata Baer menyebut kanal penting lain di Mesir.

Ia menambahkan, ini bisa menjadi solusi efektif untuk pengiriman barang yang berasal dari wilayah China Selatan dan beberapa asal. Namun, untuk China Utara dan Asia Utara, penyimpangan melalui Terusan Suez dapat menambah waktu transit tambahan tujuh hingga 14 hari.

Minyak & Batu Bara Kena

Pengalihan di sektor energi juga sudah dilaporkan S&P Global. Penundaan yang meningkat membuat kapal tanker, yang membawa produk minyak olahan, menghindari kanal, dan mengalihkan preferensi mereka untuk memesan rute ke Atlantik.

Data dari unit Commodities at Sea menunjukkan bahwa pada periode gabungan Juni hingga Juli, ekspor produk minyak bersih Gulf Coast menggunakan kanal dan melakukan perjalanan ke Pantai Barat Amerika Selatan diwakili oleh 82% dari tahun ke tahun. Ekspor pada bulan Juli, khususnya, turun 12% dari tahun ke tahun.

Cheniere Energy salah satunya. Perusahaan mengumumkan pada bulan Juli bahwa mereka akan menghindari Terusan Panama untuk mengirimkan LNG karena waktu tunggu.

Padahal, kanal tersebut merupakan rute tercepat bagi pasar LNG untuk mencapai Asia. Lalu lintas batu bara juga melakukan penyesuaian.

"India adalah importir besar batu bara AS dan pengangkutan komoditas juga menggunakan Terusan Panama," katanya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article "Malapetaka" Baru Bumi Makan Korban Lagi: Jerman sampai RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular