
Harga Naik Terus, Milenial & Gen Z Kian Susah Beli Rumah

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga rumah di Indonesia terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Kenaikan harga rumah itu turut diakui oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Dedy Syarif Usman.
Dedy mengatakan kekhawatiran akan kenaikan harga rumah itu memunculkan istilah Millenial Generation Homeless. Istilah yang merujuk pada fenomena anak muda tak mampu membeli rumah gara-gara harganya selangit.
"Karena gaji yang diterima dengan kewajiban uang muka dan cicilan itu agak sulit," kata Dedy dalam diskusi #Rp108,5 T UangKita, Bangun Rumah untuk Rakyat di kantor Kemenkeu, Jakarta, dikutip pada Senin, (4/9/2023).
Tren kenaikan harga rumah di Indonesia terekam dalam Survei Harga Properti Residensi (SHPR) Triwulan II 2023 yang dilakukan Bank Indonesia. Dalam survei itu, BI menyebut bahwa harga hunian residensial di pasar primer secara tahunan melanjutkan tren peningkatan pada triwulan II 2023. Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan II 2023 tercatat naik sebesar 1,92% year on year, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 1,79% (yoy).
Peningkatkan IHPR tercatat terjadi di semua jenis rumah, baik tipe kecil, menengah, maupun tipe besar. Rumah tipe kecil pada triwulan II ini, mengalami peningkatan sebesar 2,22% yoy. Kenaikan itu lebih tinggi dari peningkatan harga pada triwulan I 2023 yang sebesar 1,77% yoy.
Sementara itu, harga rumah tipe menengah juga mengalami peningkatan sebesar 2,72% yoy, sedikit lebih rendah dari 2,76% yoy pada triwulan I 2023. Adapun, peningkatan juga terjadi pada harga rumah tipe besar dengan kenaikan sebesar 1,49% yoy. "Secara spasial, perkembangan indeks harga rumah yang meningkat pada triwulan II 2023 terutama terjadi di Kota Batam, Jabodebek-Banten, dan Denpasar," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono.
Apabila dihitung secara triwulanan, maka harga rumah di Indonesia juga sama-sama mengalami kenaikan. IHPR pada triwulan II 2023, terindikasi sedikit meningkat dengan kenaikan sebesar 0,48% qtq, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 0,42%, qtq.
Kenaikan harga rumah tinggal secara triwulanan tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga rumah tipe kecil (0,75%, qtq) dan besar (0,41%, qtq). Sementara itu, harga rumah tipe menengah tercatat meningkat 0,49% (qtq), lebih rendah dibandingkan peningkatan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,66% (qtq).
Survei BI mencatat tren kenaikan harga rumah ini berbarengan dengan menurunnya penjualan tempat tinggal. Dari sisi penjualan, hasil survei mengindikasikan penjualan rumah residensial di pasar primer pada triwulan II 2023 masih belum kuat. Penjualan rumah residensial terkontraksi 12,30% yoy pada triwulan II 2023, lebih dalam dari kontraksi triwulan sebelumnya sebesar 8,26% yoy.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar Kenaikan Harga Rumah 2023, Batam & Jabodebek Tertinggi
