
Pabrik Baterai EV Raksasa RI Bakal Berproduksi Tahun Depan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia Battery Corporation (IBC) menargetkan pabrik baterai kendaraan listrik terbesar di Asia Tenggara bakal beroperasi perdana tahun 2024. Adapun pabrik tersebut rencananya berlokasi di wilayah Karawang, Jawa Barat.
Direktur IBC, Toto Nugroho menargetkan, pabrik tersebut rencananya akan memulai produksi perdananya pada tahun 2024. Pabrik baterai ini merupakan hasil kerja sama dengan konsorsium asal Korea Selatan yakni LG Energy Solution dan Hyundai Motor Group.
"Jadi kalau ekosistem baterai yang kita lihat yang sekarang paling masuk ke hilir dulu justru LG dan Hyundai pabrik nya sudah siap produksi 10 Giga Watt hour (GWh) cukup buat 200 ribu kendaraan EV per tahun," ujar Toto dalam acara membangun ekosistem baterai kendaraan listrik Selasa (29/8/2023).
Lebih lanjut, menurut Toto konsorsium LG dan Hyundai melihat Indonesia bukan lagi sebagai pasar domestik. Lebih dari itu, mereka melihat bahwa Indonesia sebagai production hub.
Ia pun berharap dengan dimulainya para pemain global baterai menanamkan investasinya di Indonesia, hal ini dapat diikuti dengan perusahaan global lainnya. Meski demikian, ia menyadari bahwa di Asia Tenggara sendiri Indonesia juga berkompetisi dengan negara lain seperti Thailand dan Vietnam.
"Keunggulan kita mereka gak punya nikel ini kesempatan untuk dorong insentif," ujarnya.
Sebelumnya Toto membeberkan sekalipun RI kaya raya akan cadangan nikel yang melimpah, namun hal itu belum cukup menjadikan RI sebagai "raja" baterai dunia. Pasalnya, terdapat dua komponen bahan baku baterai yang tidak dimiliki RI, diantaranya seperti material lithium dan graphite.
"Di Indonesia kita kaya dengan nikel, namun ada dua komponen utama yang harus kita impor. Pertama adalah lithium, kedua adalah baterai untuk anoda-nya, bahannya itu kayak graphite. Katoda itu terdiri dari 80% oleh nikel, 10% lithium, 10% dari kobalt atau mangan," ungkap Toto.
IBC, kata Toto juga tengah mengupayakan pengembangan teknologi pembuatan baterai listrik tanpa komponen lithium. Dengan begitu, Indonesia tidak lagi bergantung pada bahan baku impor.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bermunculan 'Pabrik Hantu' di Jakarta, Ini Biang Keroknya
