
Nikel RI Banjiri Pasar Dunia, Harganya Turun Drastis!

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Penasehat Asosiasi Profesi Metalurgi Indonesia (Prometindo) Arif S. Tiammar menilai kapasitas produksi dari fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Nickel Pig Iron (NPI) dan feronikel (FeNi) sudah cukup membludak. Hal ini pun berdampak pada anjloknya harga nikel di pasar logam dunia.
Oleh karena itu, usulan moratorium untuk smelter berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang menghasilkan kedua produk nikel tersebut menurutnya memang layak untuk dilakukan.
"Kapasitas produk NPI betul-betul sudah cukup ya, terbukti harga FeNi di pasaran dunia betul-betul merosot, bahkan harga nikel dalam FeNi per hari ini dihargai hanya 62% LME. Itu terbukti pasokan FeNi dan NPI itu betul-betul sudah sangat lebih dari cukup," kata dia dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Rabu (23/8/2023).
Oleh karena itu, ia menyambut baik rencana Menteri ESDM Arifin Tasrif untuk menerapkan moratorium smelter berteknologi RKEF. Pasalnya, berdasarkan data yang ia peroleh saat ini, tercatat terdapat 135 line smelter RKEF di Indonesia per 2022.
Smelter tersebut utamanya memproduksi NPI yang menyerap bijih nikel kadar tinggi (saprolite). Dia menyebut, 135 line smelter RKEF itu dimiliki oleh 65 perusahaan.
"Logam nikel yang dihasilkan 2022 itu 9 juta metric ton dengan kandungan nikel itu betul-betul sangat luar biasa besarnya, dibandingkan beberapa tahun terakhir dan ini memerlukan sekitar 120 juta wet metric ton (wmt) bijih nikel," kata dia.
Kebutuhan tersebut menurutnya belum termasuk dari produk nickel matte yang dihasilkan smelter PT Vale Indonesia di Sorowako.
"Ini betul-betul luar biasa. Di tahun 2023 kami mencatat kalau tahun lalu ada 155 line, tahun ini bertambah menjadi 179 line dengan tambahan tiga perusahaan, jadi betul-betul pertumbuhannya luar biasa tidak diimbangi eksplorasi," kata dia.
Berdasarkan data London Metal Exchange (LME) pada penutupan Selasa (22/08/2023), harga untuk pengiriman 3 bulan mendatang sebesar US$ 20.504 per ton.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai Investor Smelter Nikel Ngumpul di DPR, Ini Daftarnya
