BRIN Siapkan Jurus Ini Bujuk Balik Diaspora ke Tanah Air

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Senin, 21/08/2023 19:25 WIB
Foto: Dok: CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC IndonesiaWarga Indonesia yang melanjutkan pendidikan ke luar negeri semakin banyak. Dengan semakin terbukanya era globalisasi dan kemajuan teknologi, tentu semakin membuka peluang para pelajar meraih gelar di negeri orang, laiknya pepatah "tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina".

Namun demikian, ada juga anggapan bahwa para diaspora ini enggan kembali ke Indonesia.Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko yang juga sebagai mantan diaspora secara rinci menyebut bahwa nasionalisme tidak melulu soal kembali ke Indonesia.

"Satu hal yang harus saya sampaikan dulu, kita bisa berkontribusi di mana saja, dari mana saja, tidak harus di Indonesia. Itu prinsip yang semua harus pahami. Akan tetapi negara ini harus mampu memberikan opsi, bagi generasi muda kita di manapun berada untuk punya pilihan dan harapan bisa berkarya di negara ini. Bukan sekadar nasionalisme harus kembali ke Indonesia," tegas Laksana kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (21/8/2023).


Apalagi menurutnya, pemerintah sudah lama mengirim generasi muda keluar negeri, bahkan sejak zaman Bung Karno. Namun demikian, diakuinya, memang negara belum punya kemampuan menyediakan opsi bagi orang-orang yang memiliki kepakaran tinggi kalau kembali ke Indonesia bisa berkarya dan berkarier di bidangnya.

Laksana pun berharap Indonesia bisa menunjukan bahwa negara ini bagus untuk mereka yangmemiliki kompetensi dan bisa berkarier serta ada harapan di negara ini.

"Itu yang sulit, dan itu yang harus kita lakukan, BRIN sedang melakukan hal itu. Kamitidak ingin mengulang apa-apa yang sudah terjadi dulu. Oleh karena itu, BRIN merekrut 500 orang berkualifikasi S3 setiap tahunnya," tegas Laksana.

Ditambah lagi, menurut Laksana, BRIN tidak hanya merekrut, namun juga menyiapkan "mainan" dan infrastruktur. Mantan ketua BRIN itu bahkan bisa menjanjikan dapat gaji minimal sama dengan kalau para peneliti ini bekerja di Malaysia.

"Anda kalau ke BRIN minimal bisa dapat seperti gaji di Malaysia. Selain itu Anda punya mainan, Anda bisa melanjutkan riset sesuai kepakaran dan passion, belum semua namun sebagian besar sudah. Itu yang kami lakukan dan kita harus lakukan itu, ngapain bangga kirim orang keluar negeri.Itu jutsru menunjukan negara ini tidak maju," pungkas Laksana. 


(bul/bul)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BRIN Perkuat Posisi Tawar RI Lewat Riset dan Inovasi Unggul