
Waspada! Ada Kabar Buruk dari China, Ini Tanda-tandanya

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi China dikabarkan tengah menghadapi tekanan beruntun. Setelah serangkaian default di sektor perbankan bayangan (shadow banking) dan properti, memicu kekhawatiran akan ekonomi China berpotensi menghadapi kemerosotan.
Akibat hal ini, Barclays memangkas prospek pertumbuhan China untuk tahun 2023. Setelah rilis data yang menunjukkan penurunan yang lebih cepat dari perkiraan di pasar perumahan. Sehingga, ekonomi China diperkirakan tumbuh 4,5%, lebih rendah dari sebelumnya 4,9%.
Kekhawatiran atas sektor perbankan bayangan China yang ditaksir memiliki nilai sebesar US$3 triliun memang telah meningkat dan meluas sejak setahun terakhir. Menyusul keterpaparannya yang terlalu besar terhadap properti dan risiko ekonomi.
Reuters (Rabu, 16/8/2023) melansir, Zhongrong International Trust Co., yang secara tradisional memiliki eksposur real estate yang cukup besar, melewatkan pembayaran puluhan produk investasi sejak akhir bulan lalu. Hal ini disampaikan oleh seorang pejabat senior kepada para investor yang marah. Disebutkan, gagal bayar ini menambah kekhawatiran akan potensi krisis properti berkepanjangan di China.
Serangkaian default di sektor perbankan bayangan dapat memiliki efek dingin yang luas karena banyak investor individu terpapar pada produk kepercayaan dengan imbal hasil tinggi. Pembayaran yang terlewat dapat membebani kepercayaan konsumen yang sudah rapuh karena tidak adanya langkah-langkah dukungan yang lebih kuat dari Beijing.
Tak hanya itu. Harga rumah baru di China pada bulan Juli turun, pertama kalinya tahun ini. Harga turun 0,2% month-to-month secara nasional dan 0,1% year-to-year, menurut perhitungan Reuters berdasarkan data Biro Statistik Nasional (NBS). Ini menambah kesuraman bagi ekonomi China.
Kesuraman juga jauh lebih buruk di luar kota-kota besar seperti Shanghai dan Beijing. Rata-rata harga rumah baru di 35 kota terkecil yang disurvei oleh NBS turun selama 17 bulan berturut-turut di Juni secara tahunan.
Krisis utang yang memburuk pada pengembang besar termasuk Country Garden, pengembang swasta nomor satu di negara itu, telah menakuti banyak pembeli rumah dengan investasi properti, penjualan rumah dan kontrak konstruksi baru selama lebih dari satu tahun.
Beberapa analis menyebutkan, pemotongan suku bunga kejutan bank sentral pada hari yang sama tidak akan cukup untuk menahan spiral penurunan ekonomi.
Beberapa ekonom juga mengatakan banyak konsumen dan usaha kecil mungkin sudah merasakan sakit ekonomi selama resesi, mengingat tingkat pengangguran kaum muda mencapai rekor di atas 21% dan tekanan harga deflasi menekan margin keuntungan perusahaan. Pinjaman bank baru jatuh ke level terendah 14 tahun di Juli.
China sejauh ini, sebagian besar, telah berhasil menghindari luapan tekanan utang di sektor properti ke industri keuangan negara senilai US$57 triliun, meskipun semakin banyak pengembang yang gagal membayar kewajiban pembayaran.
Bahkan setelah reformasi yang meluas selama beberapa dekade terakhir, Beijing tetap mempertahankan cengkeraman yang kuat atas sektor perbankan dan pasar keuangan domestik. Tapi berita default baru telah memicu ketakutan banyak pihak.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Xi Jinping Pening, 2 Kemalangan Baru Ancam China
