Internasional

"Badai" Baru Ancam Perbankan AS, 70 Bank Bisa Kena

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
16 August 2023 20:10
foto : REUTERS/Brendan McDermid
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Badai baru ancam lagi Amerika Serikat (AS). Hal ini bahkan disampaikan lembaga pemeringkat Fitch Ratings.

Lembaga itu memperingatkan industri perbankan AS makin mendekati "turbulensi". Risiko penurunan peringkat besar-besaran pada lusinan bank bahkan bisa terjadi.

Analis Fitch, Chris Wolfe, mengatakan bahwa penurunan peringkat bank adalah risiko nyata. Jika penurunan peringkat secara agregat terjadi, Fitch dapat terpaksa mengevaluasi kembali peringkat masing-masing dari lebih dari 70 bank AS yang dicakupnya.

"Kali ini, Fitch bermaksud memberi sinyal ke pasar bahwa penurunan peringkat bank, meski bukan kesimpulan sebelumnya, adalah risiko nyata," tegas Wolfe kepada CNBC International, Rabu (16/8/2023).

Sebelumnya, perusahaan pemeringkat kredit ini juga mengguncang pasar. Awal bulan, Fitch menurunkan peringkat kredit jangka panjang AS karena disfungsi politik dan meningkatnya beban utang.

Kali ini, beberapa bank bisa raja di-downgrade dari AA- ke A+. Dua bank terbesar di negara itu berdasarkan aset, JPMorgan dan Bank of America, pun kemungkinan akan dipotong peringkat kreditnya menjadi A+ dari AA- dalam skenario ini.

"Jika kami memindahkannya (dari AA-) ke A+, maka itu akan mengalibrasi ulang semua ukuran keuangan kita (AS) dan mungkin akan diterjemahkan ke dalam tindakan pemeringkatan negatif," tegasnya

"Dan jika institusi top seperti JPMorgan dipangkas, maka Fitch akan dipaksa untuk setidaknya mempertimbangkan penurunan peringkat pada semua peringkat rekan mereka," tutur Wolfe lagi.

Dijelaskan lagi bagaimana alasan Fitch untuk menurunkan peringkat industri. Faktor terbesar adalah alur suku bunga yang ditentukan oleh bank sentral AS, Federal Reserve (Fed).

Beberapa analis pasar mengatakan The Fed mungkin sudah selesai menaikkan suku bunga dan dapat memangkasnya tahun depan namun ini bukan kesimpulan sebelumnya. Tapi yang pasti, tingkat yang lebih tinggi dalam waktu lebih lama dari yang diharapkan akan menekan margin keuntungan industri.

"Yang tidak kita ketahui adalah, di mana Fed berhenti? Karena itu akan menjadi masukan yang sangat penting tentang apa artinya bagi sistem perbankan, "katanya lagi.

"Masalahnya ini terkait gagal bayar pinjaman industri, meningkat melebihi apa yang dianggap Fitch sebagai tingkat kerugian normal yang wajar," tambah kata Wolfe lagi.

Sebenarnya 9 Agustus, Moodys juga memperingatkan perbankan AS. Bahwa kekuatan kredit sektor itu kemungkinan akan diuji oleh risiko pendanaan dan profitabilitas yang lebih lemah.

Mengutip Reuters, Moody's memangkas peringkat 10 bank AS satu tingkat. Bank yang diturunkan peringkatnya oleh Moody's antara lain M&T Bank, Pinnacle Financial Partners, Prosperity Bank dan BOK Financial Corp.

Ada enam raksasa perbankan masuk dalam peninjauan. Termasuk Bank of New York Mellon, US Bancorp, State Street dan Truist Financial.

"Banyak hasil kuartal kedua bank menunjukkan meningkatnya tekanan yang akan mengurangi kemampuan mereka untuk menghasilkan modal internal," kata Moody's dalam sebuah catatan.

"Ini terjadi karena resesi ringan AS akan segera terjadi pada awal 2024 dan kualitas aset tampaknya akan menurun," jelasnya lembaga itu lagi.

Moody's juga menyinggung risiko tertentu dalam portofolio real estat komersial (CRE) beberapa bank sebagai faktor lain. Peringatan CRE merujuk ke situasi terkini di mana ada risiko utama karena suku bunga yang tinggi, penurunan permintaan kantor akibat pekerjaan jarak jauh, dan penurunan ketersediaan kredit CRE sendiri.

Di sisi lain Moody's juga mengubah pandanganya menjadi negatif ke 11 pemberi pijaman utama di AS. Secara keseluruhan, lembaga itu mengubah penilaian untuk 27 bank di sektor tersebut.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Skandal Seks Goyang JPMorgan, CEO Jadi 'Korban'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular