Internasional

Evergrande Jilid 2: Lagi, Raksasa Properti China Mau Bangkrut

sef, CNBC Indonesia
11 August 2023 09:55
country garden holdings
Foto: REUTERS/Edgar Su/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Muncul lagi raksasa properti China mau bangkrut. Ini terkait salah satu pengembang non-BUMN terbesar berdasarkan penjualan, Country Garden.

Perusahaan dilaporkan telah melewatkan dua pembayaran kupon obligasi dolar pada 1 Agustus, senilai total US$ 22,5 juta (Rp 342 miliar). Obligasi yang dimaksud adalah obligasi yang jatuh tempo pada Februari 2026 dan Agustus 2030.

"Meningkatkan pengaturan modal untuk memastikan hak legal atas utang," kata pernyataan resmi perusahaan yang memiliki total kewajiban US$194 miliar pada akhir tahun 2022 dan eksposur besar di kota-kota tingkat rendah China itu.

"Uang tunai yang dapat digunakan telah menurun, menunjukkan tekanan likuiditas berkala, karena penurunan dalam lingkungan penjualan dan pembiayaan kembali, dan dampak dari berbagai peraturan dana," kutip Reuters mengutip pernyataan Country Garden.

"Perusahaan telah bertahan dengan cepat, tetapi sulit untuk melihat cahaya fajar ... kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya," tambahnya.

Alhasil saham Country Garden yang terdaftar di Hong Kong amblas serai awal minggu. Sentimen negatif juga terjadi pada sejumlah saham pengembang non-BUMN lainnya seperti Longfor.

"Fakta bahwa (Country Garden) sedang berjuang untuk mengatasi pembayaran bunga, daripada pembayaran pokok obligasi penuh, mungkin menggarisbawahi likuiditasnya yang sangat ketat," kata analis CreditSight, Nicholas Chen.

"Mengingat ukurannya, kami pikir peristiwa seperti itu akan memiliki efek limpahan negatif untuk sektor ini, terutama pada sentimen investor terhadap pengembang swasta lainnya yang masih bertahan," tambahnya.

"Dengan total penjualan rumah China .. yang turun year-on-year, penurunan harga rumah month-on-month selama beberapa bulan terakhir dan pertumbuhan ekonomi yang goyah, kebangkrutan pengembang lain mungkin adalah hal terakhir yang akan 'dibutuhkan' otoritas China saat ini," kata pengamat lain, co-head of Asia Pacific Research for CreditSights, yang terkait Fitch Ratings, Sandra Chow, dimuat CNBC International.

"Sentimen pembeli rumah secara keseluruhan kemungkinan juga akan menderita," tambah para analis lain.

Selama beberapa tahun terakhir, otoritas China telah berusaha untuk mengekang spekulasi yang dipicu oleh utang di pasar real estat negara itu. Pada tahun 2020, Beijing menindak ketergantungan pengembang yang tinggi pada utang untuk pertumbuhan.

Kebangkrutan raksasa properti Evergrande di akhir 2021 menjadi tamparan awal. Perusahaan gagal membayar utang dengan nilai sekitar US$ 300 miliar.

Sebelumnya di pekan lalu, lembaga pemeringkat Moody's telah menurunkan peringkat perusahaan menjadi "B1". Moody's menyoroti akses pendanaan yang masih terbatas dan utang jatuh tempo yang cukup besar selama 12-18 bulan ke depan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Raksasa China Ambruk Utang Rp 4.400 T, Disinggung Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular