
Pak Jokowi Awas! China Bisa 'Ganggu' Ekonomi RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengamat ekonomi meminta pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengantisipasi dampak pelemahan ekonomi Cina terhadap kondisi di dalam negeri. Pelemahan ekonomi Cina saat ini dianggap sudah mulai dirasakan di Indonesia.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan dampak pelemahan ekonomi Cina terhadap Indonesia dapat terlihat dari sisi ekspor. Dia mengatakan sebagai mitra dagang utama Indonesia, pelemahan ekonomi Cina membuat nilai ekspor Indonesia menurun.
"Beberapa produk ekspor Indonesia ke Cina dari sisi nilainya sudah menunjukkan tren yang menurun," kata Josua saat dihubungi, Kamis (10/8/2023).
Sebelumnya, sejumlah indikator ekonomi yang dirilis baru-baru ini menunjukkan tren pelemahan ekonomi negeri tirai bambu tersebut. Biro Statistik Cina melaporkan Indeks Harga Konsumen terkoreksi 0,3% pada Juli yang merupakan deflasi pertama sejak Februari 2021. Sedangkan Indeks Harga Produsen terlihat mengalami penurunan selama 10 bulan berturut-turut dengan kontraksi 4,4% pada Juli 2023. Ini adalah pertama kalinya ketika IHK dan IHP mencatat kontraksi bersamaan sejak November 2020.
Data terbaru juga menunjukkan ekspor Cina pada Juli anjlok 14,5% dibandingkan tahun lalu, penurunan terdalam sejak Februari 2020. Impor juga anjlok 12,4% yang merupakan penurunan terdalam sejak Mei 2020.
Josua mengatakan meskipun secara nilai ekspor Indonesia ke Cina menurun, namun dari segi volume sebenarnya ada sejumlah komoditas yang mengalami peningkatan. Dia mencontohkan untuk ekspor karet, besi, plastik dan batu bara yang secara volume mengalami peningkatan. Namun, yang jadi masalah, kata dia, harga komoditas tersebut menurun meskipun volumenya naik.
"Makanya jadi nilai atau kinerja ekspor kita secara keseluruhan sampai dengan bulan Juni ini sebenarnya lebih rendah dibandingkan Juni tahun lalu," kata dia.
Josua mengatakan pelemahan ekonomi Cina sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari faktor ekonomi global yang juga melambat. Dia mengatakan industri Cina mayoritas berorientasi ekspor, sehingga dampak pelemahan ekonomi global seperti yang dialami Amerika Serikat juga berpengaruh terhadap Cina. Ujung-ujungnya, kata dia, ekonomi Indonesia ikut terimbas dampak pelemahan ekonomi global tersebut.
"Ke depannya kita lihat bahwa dari sisi harga komoditas seperti batu bara dan CPO (Crude Palm Oil) akan berpotensi untuk melanjutkan penurunan," kata dia.
Ekonom Bank Danamon Irfan Faiz punya pendapat sedikit berbeda. Dia menilai ekonomi Cina saat ini sebenarnya tidak buruk-buruk amat. Dia mengatakan apabila dibandingkan dengan tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Cina lebih baik tahun ini. Hanya saja, kata dia, pertumbuhan ekonomi tersebut memang lebih rendah ketimbang ekspektasi pasar.
"Ekspektasi pasar tadinya memperkirakan bisa tumbuh 5,3%, tapi kenyataannya lebih mendekati target pemerintah yaitu 5%," kata dia.
Irman menilai gagalnya ekonomi Cina memenuhi harapan pasar sudah mulai berdampak ke Indonesia, terutama dari sisi nilai ekspor. Dia mengatakan pada kuartal I pertumbuhan ekspor Indonesia ke Cina mencapai tiga digit, namun pada kuartal II angka itu menurun. "Itu dampak yang sudah bisa kita rasakan dari sisi ekspor," ujar dia.
Biar begitu, Irman mengatakan ekspor Indonesia ke Cina jauh lebih baik dari negara lain. Komoditas batu bara, kata dia, menjadi penyelamat Indonesia. Dia mengatakan kendati Cina sedang dilanda musim panas yang cukup ekstrem, namun permintaan batu bara Indonesia masih stabil. Dia meyakini menjelang musim dingin, permintaan batu bara dari Cina akan terdongkrak.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Bertemu Xi Jinping, Ini 10 Kesepakatan RI-China!