Siap-siap! Rupiah Diramal Tembus Rp 15.345 Pekan ke Depan

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
10 August 2023 13:15
RI Kekeringan Dolar AS
Foto: Cover Topik/ RI Kekeringan Dolar AS/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto memproyeksikan Rupiah akan bergerak di angka Rp 15.083 hingga Rp 15.345. Menurutnya, angka tersebut merupakan proyeksi untuk satu pekan ke depan.

"USDIDR diproyeksikan bergerak di kisaran 15.083-15.345 hingga sepekan ke depan," kata Myrdal lewat pesan teks, Kamis (10/8/2023).

Myrdal mengharapkan perekonomian Indonesia diharapkan terus menunjukkan pertumbuhan yang solid hingga akhir tahun ini. Pertumbuhan itu seiring dengan pemulihan aktivitas ekonomi domestik setelah pandemi yang relatif kuat, serta performa ekspor yang yang masih menggeliat ketika harga komoditas andalan ekspor tidak mengalami penurunan yang sangat drastis.

Myrdal memproyeksikan tingkat konsumsi masyarakat juga akan tetap terjaga apabila pemerintah mampu menjaga stabilitas harga komoditas strategis dan pangan, menjelang periode El Nino dan jelang Pemilu 2024.

"Kontribusi aktivitas pemilu dapat memberi tambahan 30 bps terhadap perekonomian nasional," kata dia.

Dia mengatakan Bank Indonesia juga masih bersikap akomodatif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dengan tetap menjaga bunga moneter di 5.75% hingga akhir tahun 2023. Dia mengatakan BI juga akan terus menerapkan kebijakan makroprudensial berbasis insentif bagi perbankan yang memberikan kredit ke sektor yang memberi nilai tambah ekonomi yang besar dan juga ramah lingkungan.

Sementara dari sisi market, Myrdal berujar tekanan regional yang hadir dari pelemahan mata uang China Yuan telah surut, didorong oleh keputusan otoritas moneter China yang melakukan langkah intervensi nilai tukar. Volatilitas di pasar keuangan China, kata dia, tidak dapat terhindarkan setelah terdapat laporan ekspor yang anjlok tajam 14.5% year on year disertai kondisi deflasi 0.3% sepanjang periode bulan lalu.

Dia mengatakan investor melakukan aksi buy on dip setelah harga aset di pasar keuangan Indonesia terdiskon dalam beberapa hari terakhir. "Terutama merespon aksi pelaku pasar yang antisipatif terhadap hasil rilis data inflasi Amerika Serikat pada malam ini dan juga berbagai kabar kurang baik dari global, termasuk juga pemangkasan rating perbankan skala menengah di Amerika Serikat maupun lonjakan harga komoditas pangan dan energi," kata dia.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alarm Bahaya AS dan China Menyala, Rupiah Diam di Tempat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular