
Warisan Jokowi! Ekonomi RI Dirancang Tumbuh 7% Mulai 2025

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengungkapkan sejumlah strategi yang akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia melaju hingga 6-7% mulai 2025 hingga 2045, dari yang selama ini sejak 2014 hanya tumbuh di kisaran 5%.
Plt Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan mengatakan, untuk bisa mencapai tingkat pertumbuhan itu dan menjadikan Indonesia sebagai negara maju hingga 2045, tentu sumber pertumbuhan tidak lagi bisa mengandalkan konsumsi.
Maka, sejak saat ini pemerintah kata dia telah mendesain sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia. salah satunya dengan memanfaatkan ekonomi digital yang secara nilai berpotensi tumbuh cepat dari 2021 US$ 174 miliar menjadi US$ 363 miliar, dan pada 2030 menjadi US$ 700 miliar.
"Tentu ini jadi peluang kita optimalkan pertumbuhan kita untuk bisa tumbuh lebih tinggi lagi, tidak hanya sekitar 5% menjadi 6-7% target kita di jangka menengah panjang," kata Ferry dalam program Squawk Box, CNBC Indonesia seperti dikutip Kamis (10/8/2023).
Selain itu, ia memastikan, strategi pemerintah juga diarahkan untuk mendorong level pertumbuhan investasi di kisaran 6,8% dari yang saat ini masih di kisaran 5%. Caranya dengan memperbaiki efisiensi modal yang tercermin dari Incremental Capital Output Ratio (ICOR) ke level 4,6%.
"ICOR yang sekarang itu untuk sekitar 7,6% kita harap di dalam jangka menengah panjang kita bisa efisien agar menjadi 4,6% pada 2045," tuturnya.
Dari sisi produksi, ia menekankan, transformasi industri juga akan digencarkan hingga 2025, salah satunya dengan mendorong kontribusi industri manufaktur terhadap total produk domestik bruto (PDB) dari yang saat ini di kisaran 18-19% menjadi 28%. Caranya dengan menggencarkan inovasi hingga memperbaiki kualitas SDM untuk transformasi digital,
"Kemudian yang lain green ekonomi itu satu hal yang penting. Jadi leverage kita karena kita punya potensi besar di energi terbarukan itu jadi basis kita juga untuk mengundang berbagai investor masuk dan investasi di green ekonomi ini," ucap Ferry.
Khusus untuk transformasi digital, menurutnya juga bisa menjadi katalisator untuk mendorong kinerja ekspor. Sebab, dengan proses digitalisasi produksi dari industri atau usaha mikro, kecil, dan menengah sudah bisa diserap oleh masyarakat global.
"Ini konkret yang kita temukan di lapangan kalau kita bisa dorong secara lebih luas tadi kita harap bisa jadi leverage kita untuk pemanfaatan teknologi digital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kita tadi," tegasnya.
Terkait dengan kinerja ekspor, Ferry berujar, juga bisa didorong dengan memanfaatkan program hilirisasi yang terus berjalan saat ini hingga menggencarkan pemanfaatan perwakilan atau atase perdagangan Indonesia di berbagai negara untuk mencari pasar-pasar baru dan mengintensifkan pasar-pasar tujuan ekspor yang selama ini sudah menjadi basis bagi produk tanah air.
"Ini menjadi salah satu yang akan kita dorong. Lainnya terkait aspek pembiayaan, penjaminan, maupun asuransi itu akan terus kita optimalkan dengan kita punya instrumen lembaga pembiayaan ekspor Indonesia merujuk Undang-undang Nomor 2 Tahun 2009," ujar Ferry.
Supaya bisa merealisasikan dorongan dari faktor-faktor penopang ekonomi ke depan itu, Ferry mengatakan, maka pemerintah juga harus terus memperbaiki daya saingnya. Salah satunya dengan memperbaiki Logistic Performance Index dengan memperkuat pembangunan infrastruktur yang telah masuk ke dalam proyek strategis nasional (PSN).
"Logistik menjadi penting menyangkut daya saing kita juga. Kita dengan berbagai program yang ada di PSN ini juga terus kita optimalkan dari pelabuhan, jalan, dan lainnya yang tergabung dalam ekosistem logistik kita, termasuk pelayanan di INSW, ini yang kita harapkan jadi faktor penting," tuturnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singkat! Waktu Tersisa Bagi Indonesia Cuma 13 Tahun Lagi