India Larang Ekspor Beras, Stok Beras RI Dalam Bahaya?

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
27 July 2023 07:35
Sejumlah kuli panggul sedang membawa karung beras di Pasar Induk Beras, Cipinang, Jakarta (7/2/2018). Perum Bulog akan mengimpor beras dari tiga negara yaitu Thailand, Vietnam dan India dengan jumlah maksumum 281.000 ton, namun jumlah tersebut berbeda dengan keputusan tang diberikan oleh Kementerian Perdagangan yang hanya mengizinkan impor beras sebanyak 500.000 ton. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - India kembali melakukan pembatasan ekspor komoditas pangan, kali ini melarang ekspor sebagian besar varietas beras, khususnya beras non-Basmati.

Lalu bagaimana kondisi perberasan Indonesia?

Meski tak gamblang merespons kebijakan India itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, stok beras di dalam negeri dalam kondisi aman. Hal itu disampaikan kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan.

Dia mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya, sampai Juli ini ada panen hingga di atas 800 ribu ha, sedangkan pada bulan Agustus juga mencapai di atas 800 ribu ha. Hal ini juga yang membuat dirinya masih meyakini tidak akan ada kelangkaan beras jelang puncak fenomena El Nino yang diprediksi terjadi pada Agustus-September mendatang.

"Overstock kita masih di atas 2 juta, tapi kita tidak boleh PD (Percaya diri) siapa tahu El Nino berlanjut dari Agustus-September. sehingga presiden bilang ini nggak boleh. Dihitung, optimalkan saja yang bisa dilakukan," katanya, dikutip Kamis (27/7/2023).

Tak hanya Mentan, Perum Bulog pun menyampaikan hal senada.

Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengatakan, stok beras yang dikuasai Bulog per hari Kamis (20/7/2023) ada sebanyak 750 ribu ton. Dan, akan terus menyerap selama produksi masih ada dan sesuai ketentuan.

"Bulog juga terus menjamin kebutuhan pangan khususnya beras akan terus tersedia, terutama dalam kondisi rawan seperti saat ini," ujar Febby dalam keterangan resmi, Kamis (20/7/2023).

Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal menambahkan, seiring dengan penyaluran yang harus dilakukan Bulog, jumlah cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikuasai Bulog per 25 Juli 2023 masih di atas 1 juta ton.

Sementara itu, Feby mengungkapkan, Bulog juga ditugaskan menambah pasokan dari luar negeri. Sampai dengan saat ini, katanya, Bulog telah merealisasikan penugasan impor untuk tahun 2023 sebanyak 500 ribu ton untuk tahap pertama, dan saat ini sedang dalam proses realisasi impor tahap kedua sebanyak 300 ribu ton.

Di mana, dari total pelaksanaan impor tahun 2023, beras impor yang masuk ke Indonesia berasal dari Thailand dan Vietnam. Hanya 5.000 ton dari India, yaitu hasil kontrak impor tahap pertama tahun 2023. Untuk tahap kedua, Indonesia belum mengantongi kontrak dengan India.

Meski, sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan  mengungkapkan, pemerintah Indonesia dan India telah memiliki MoU yang berisi jaminan pasokan beras 1 juta ton oleh India bagi Indonesia. Yang akan digunakan jika Indonesia membutuhkan.

Di sisi lain, Departemen Pertanian AS (USDA) mencatat, meski sebagai salah satu eksportir beras dunia, Vietnam ternyata merupakan importir terbesar beras India. Diprediksi, Vietnam akan mengimpor hingga 1,7 juta ton beras dari India. Sepanjang Januari-Mei 2023, Vietnam telah mengimpor sekitar 900 ribu ton beras dari Kamboja dan India.

Lalu apakah ini berarti, jika India melarang ekspor beras, termasuk ke negara tujuan terbesarnya, secara tidak langsung bisa berdampak ke Indonesia? Karena, Indonesia selama ini mengimpor beras terutama dari Vietnam dan Thailand.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wamendag Ungkap Kondisi Stok Beras RI Kini, Aman?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular