Makin Susah Dapat Lithium di Australia, RI Incar Negara Ini

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Rabu, 26/07/2023 12:40 WIB
Foto: Lithium (AP/Petr David Josek)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) membeberkan bahwa saat ini Indonesia harus bekerja keras dalam mendapatkan pasokan lithium dari luar negeri khususnya Australia.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto mengatakan bahwa negara terdekat dengan Indonesia yang termasuk dalam negara penghasil lithium yakni Australia nampaknya sulit untuk memasok lithium ke Indonesia.

Hal tersebut lantaran lithium Australia sebagian besarnya sudah dikuasai China yang mana sebesar 90% lithium Australia di ekspor ke China. "Jika anda lihat, perusahaan lithium di sana, mereka kebanyakan juga banyak dimiliki oleh perusahaan lithium China. Jadi perkiraan kami lebih dari 90% konsentrat lithium di Australia sebenarnya dikirim ke China," jelas Seto dalam acara "Nickel Conference 2023" CNBC Indonesia di Jakarta, dikutip Rabu (26/07/2023).


Tentu saja, walaupun Australia merupakan negara terdekat dari Indonesia, Negara Kanguru itu bukan satu-satunya negara yang menghasilkan lithium di dunia. Seto mengatakan, pihaknya terus mengincar negara lain yang bisa memasok lithium ke Indonesia. Dengan begitu, pihaknya mencari kesempatan ke negara-negara di Afrika seperti Kongo dan Zimbabwe.

"Pilihan lain, kita bisa pergi ke Afrika tentu saja, ini sebabnya salah satu alasan perjalanan Pak Luhut baru-baru ini ke Afrika sebenarnya mendapatkan pasokan ini setelah lithium di Kongo, di Zimbabwe," ucap Seto.

Pasokan lithium itu, tambah Seto, diperlukan oleh Indonesia dalam membangun ekosistem industri baterai kendaraan listrik dalam negeri. Namun, di Indonesia sendiri nampaknya belum ditemukan sumber lithium yang mumpuni sebagai salah satu komponen dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.

"Jadi jika anda dapat melihat dari sini, rantai pasokan, menurut saya, di sisi pertambangan, satu-satunya hal yang tidak kita miliki adalah lithium. Jadi saya pikir kita perlu bekerja keras untuk mendapatkan lithium," tandasnya.

Sehingga, Seto mengatakan, Indonesia harus bekerja keras dalam mendapatkan pasokan lithium dari luar negeri. "Sehingga semakin sulit mendapatkan pasokan lithium ini," tutupnya.

Memang, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke tiga negara Afrika, yaitu Kenya, Republik Demokratik Kongo, dan Zimbabwe, pada tanggal 20 Januari 2023 hingga 24 Januari 2023.

Juru Bicara Luhut, Jodi Mahardi, menjelaskan terdapat tiga tujuan kunjungan tersebut, yaitu mendorong Kerja Sama Selatan-Selatan dengan fokus kepada konservasi hutan tropis untuk meminimalkan dampak perubahan iklim dan kerja sama dalam hal pengelolaan sumber daya tambang (seperti mineral).

Kemudian perluasan pasar dari produk-produk unggulan ekspor Indonesia ke Afrika dan mendorong peningkatan peran Indonesia (Presiden Joko Widodo) dalam membantu negara-negara Afrika terkait dengan pengelolaan sumber daya alam serta model pembangunan melalui sharing pengalaman implementasi kebijakan.

Adapun, sepulang Luhut dari Afrika, Seto juga menemani perjalanan Luhut. Seto mengatakan dirinya bersama dengan Luhut ke Afrika untuk mengeksplor pasar untuk Indonesia.

"Kita dari Kenya, Kongo, dan Zimbabwe kita lagi mengeksplor pasar untuk Indonesia di sana," kata Seto dalam acara BRI Microfinance Outlook 2023 di Gedung BRI 1, Jakarta, Kamis (26/1/2023).

Menurut dia, negara seperti Kenya, memiliki ekonomi yang berkembang. Mereka juga memiliki East Africa Economic Community. "Ini juga menjadi potensi untuk menjadikan Kenya menjadi hub ekspor kita ke Afrika ke depan," ujar Seto.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Prabowo Subianto Menerima Kunjungan PM Malaysia