Ini Bukti Nyata RI Kaya Raya, Jadi Juara di Dunia!
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia terbukti kaya raya, khususnya dalam hal sumber daya alam. Bahkan, cadangan sumber daya alam di Indonesia menjadi yang terbesar di dunia.
Sebagai contohnya. Pertama adalah nikel: 'harta karun' milik Indonesia ini menjadi yang terbesar di dunia. Adapun secara keseluruhan, Indonesia menyumbang produksi nikel 40% di dunia.
Kedua, timah: emas putih ini menempati posisi kedua di dunia dengan produksi keseluruhan mencapai 40% di dunia. Ketiga, emas: tercatat secara cadangan menduduki posisi ke enam, adapun produksinya menduduki posisi ke 12.
Keempat, tembaga: menempati posisisi ke-10 untuk pencadangan dan ke-7 untuk produksi.
"(Dunia) bergantung dari posisi kita. Di mana kita adalah negara besar yang tidak bisa dikontrol negara lain. Kita harus membangun industri sendiri untuk implementasi menjadikan negara maju 10-20 tahun ke depan," ungkap Sub Kooridinator Pengelolaan Wilayah, Direktorat Pembinaan Program Minerba Kementerian ESDM Azaria indra dalam "Nikel Conference 2023" CNBC Indonesia, Selasa (25/7/2023).
Menteri Kordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada negara yang bisa mendikte Indonesia, khususnya dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan strategis di dalam negeri.
Salah satu kebijakan yang dimaksud adalah larang ekspor mineral mentah dan pengembangan hilirisasi pertambangan di dalam negeri. Maklum, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah.
Luhut mengatakan, bahwa Indonesia merupakan penghasil nikel terbesar di dunia. Selain itu, Indonesia juga merupakan pemilik cadangan timah terbesar kedua di dunia, dan merupakan pemilik cadangan bauksit terbesar keenam, serta cadangan tembaga terbesar di dunia.
Tak hanya itu, Indonesia juga memiliki potensi energi bersih atau energi baru terbarukan (EBT) mencapai 437 Giga Watt (GW).
"Jadi saya terus memberi tahu orang-orang tentang ini, tidak ada negara yang bisa mendikte Indonesia. Kami tahu apa yang akan kami lakukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi secara terpusat di Indonesia dengan memiliki enam agenda," terang Luhut dalam "Nikel Conference 2023" CNBC Indonesia, Selasa (25/7/2023).
(pgr/pgr)