Ada Pesan Penting dari Sri Mulyani, RI Jangan Lengah!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
25 July 2023 07:25
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani saat acara Dinner & Sharing with Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (21/7/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membagikan perkembangan terkini terkait dengan ekonomi dunia sepulangnya dari pertemuan Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Gujarat, India, minggu lalu.

Sri Mulyani mengatakan bahwa menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 bertemu paling tidak lima kali dalam setahun. Pertemuan pada pertengahan Juli lalu di India, merupakan pertemuan yang ketiga dalam tahun ini.

Pada pertemuan kali ini, kata Sri Mulyani, masing-masing dari menteri keuangan dan gubernur bank sentral membahas mengenai perkembangan ekonomi dunia dan kondisi negaranya. Sayangnya, kondisi ekonomi global belum kembali ke kondisi normal. Alih-alih bangkit, ekonomi global malah melemah.

"Suasananya tidak dalam suasana yang cukup baik, banyak yang menggambarkan kondisinya melemah meski diakui pelemahannya tidak seburuk seperti yang diprediksikan tahun lalu," papar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers ABPN Kita Edisi Juli 2023, dikutip Selasa (25/7/2023).

Bukti pelemahan ini tergambar dalam Purchasing Managers' Index (PMI) yang kontraktif di banyak negara maju. Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan sebanyak 61,9% negara-negara di dunia mengalami kontraksi PMI. Negara tersebut a.l. AS, Eropa, Jerman, Inggris, Jepang, Perancis, Italia, Afrika Selatan, Brasil, Singapura dan Malaysia.

"Artinya PMI-nya di bawah 50 dan ini negara-negara yang memiliki peran besar terhadap ekonomi dunia, yaitu Amerika, Eropa, Jerman, Prancis, Jerman, Jepang, Korea," katanya.

Padahal, dia menuturkan negara-negara ini adalah negara yang memiliki pengaruh besar pada perdagangan dunia.

"Sehingga PMI dari negara-negara ini patut kita waspadai. Apakah ini kecenderungan akan terus melemah dan tentu pada akhirnya mempengaruhi kondisi kinerja perekonomian global," ujarnya.

Sementara itu, Sri Mulyani melanjutkan sebanyak 14,3% negara-negara global mengalami ekspansi yang terus terakselerasi. Negara tersebut a.l. Indonesia, Turki, dan Meksiko.

"Artinya Indonesia terus bertahan pada posisi ekspansi dan bahkan sekarang posisi akselerasi sementara sebagian besar negara-negara yang merupakan pelaku ekonomi dunia mengalami deselerasi," papar Sri Mulyani. Kendati Indonesia masih lebih baik, dia meminta semua pihak tetap waspada. Pasalnya, rembesan global ini telah muncul di Tanah Air.

Hal ini langsung terlihat pada data ekspor pada Juni 2023 yang turun 21,2% secara year on year (yoy). "Ekspor sampai Juni US$ 20,61 miliar ini kontraksi atau turun 21,2% dibandingkan tahun lalu," ungkapnya.

Diketahui dalam dua tahun terakhir, ekspor Indonesia alami peningkatan tajam akibat lonjakan harga komoditas. Neraca perdagangan juga berhasil surplus selama 38 bulan beruntun.

"Namun kini karena ekonomi dunia melemah, permintaan ekspor melemah sehingga permintaan barang kontraksi," tegasnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dunia Makin Gawat, Sri Mulyani: RI Waspada!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular