Internasional

Ngeri! Ilmuwan NASA Beri Bocoran Malapetaka di Bulan Juli

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
21 July 2023 10:56
Tumbuhan di gunung terbakar di dekat Loutraki 80 Kilometer sebelah barat Athena, Yunani, Senin, 17 Juli 2023. Dua kebakaran hutan mengancam rumah di daerah di luar Athena, di mana angin kencang membuat api sulit dibendung. Sebagian besar Yunani selatan, termasuk Athena yang lebih besar, memiliki tingkat peringatan yang lebih tinggi untuk risiko kebakaran, sementara suhu yang lebih ekstrem diperkirakan terjadi akhir pekan ini. (AP Photo/Petros Giannakouris)
Foto: Tumbuhan di gunung terbakar di dekat Loutraki 80 Kilometer sebelah barat Athena, Yunani, Senin, 17 Juli 2023. (AP/Petros Giannakouris)

Jakarta, CNBC Indonesia - NASA mengungkapkan Juli 2023 kemungkinan akan menjadi bulan terpanas di Bumi dalam ratusan bahkan ribuan tahun. Hal ini terjadi saat gelombang panas terus-menerus membakar beberapa belahan bumi.

Direktur Institut Studi Antariksa Goddard NASA Gavin Schmidt membuat pengumuman tersebut selama pertemuan di markas besar NASA di Washington yang mengumpulkan pakar iklim dan pemimpin lainnya, Kamis (20/7/2023). Peneliti yang berkumpul termasuk administrator NASA Bill Nelson dan kepala ilmuwan dan penasihat iklim senior Kate Calvin.

"Kami melihat perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia," kata Schmidt seperti diwartakan The Guardian.

"Meskipun perubahan itu mungkin terasa mengejutkan, itu bukan kejutan bagi para ilmuwan. Telah terjadi peningkatan suhu satu dekade ke dekade selama empat dekade terakhir."

Prediksi ini terjadi saat beberapa bagian dunia mengalami rekor suhu tertinggi. Bahkan, situasi ini telah menimbulkan petaka baru seperti kebakaran hutan dan banjir bandang.

Italia menempatkan 23 kota dalam siaga merah karena memperhitungkan hari lain suhu panas pada hari Rabu. Gelombang panas telah melanda Eropa selatan selama puncak musim turis musim panas, memecahkan rekor dan membawa peringatan tentang peningkatan risiko kematian.

Kebakaran hutan terjadi pada hari ketiga di sebelah barat ibu kota Yunani, Athena. Petugas pemadam kebakaran berlomba untuk menjauhkan api dari kilang minyak yang berlokasi di pesisir.

Cuaca ekstrim juga mengganggu kehidupan jutaan warga Amerika Serikat (AS). Gelombang panas membentang dari California Selatan ke wilayah Selatan AS lainnya. Kota Phoenix, misalnya, telah memasuki hari ke-20 berturut-turut dengan suhu 110 derajat Fahrenheit atau lebih tinggi.

Sementara itu, situasi serupa juga dirasakan di Asia. Di Beijing suhu udara telah mencapai rekor di atas 95 Fahrenheit selama 28 hari berturut-turut.

Di Korea Selatan, hujan lebat mengguyur wilayah tengah dan selatan sejak pekan lalu. Di kota Cheongju, terdapat 14 korban tewas sebagai dampak dari lebih dari selusin kendaraan terendam ketika tanggul sungai runtuh Sabtu lalu. Di provinsi Gyeongsang Utara, 22 orang tewas akibat tanah longsor dan aliran air yang deras.

Di India utara, banjir bandang, tanah longsor, dan kecelakaan akibat hujan deras telah menewaskan lebih dari 100 orang sejak awal musim hujan pada 1 Juni, di mana curah hujan 41% di atas rata-rata.

"Semua panas ini, pasti meningkatkan peluang bahwa 2023 akan menjadi tahun terpanas dalam catatan. Sementara perhitungannya menunjukkan Bumi memiliki peluang 50% untuk membuat rekor itu tahun ini, model lain mengatakan ada peluang sebanyak 80%," tambah Schmidt.

Para ahli pada pertemuan tersebut memperingatkan tentang perubahan yang dialami Bumi dan mengatakan bahwa perubahan tersebut terkait langsung dengan emisi gas rumah kaca, meskipun mereka tidak menyebutkan sumber dari sebagian besar emisi tersebut: bahan bakar fosil.

"Apa yang kita ketahui dari sains adalah bahwa aktivitas manusia dan terutama emisi gas rumah kaca tidak dapat dihindari menyebabkan pemanasan yang kita lihat di planet kita," kata Calvin. "Ini berdampak pada manusia dan ekosistem di seluruh dunia."


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tanda Kiamat Makin Nyata, Ilmuwan Bunyikan Lonceng Bahaya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular