Menko PMK Bicara Stunting, Kemiskinan, Hingga Bansos Jokowi

Eqqi Syahputra & Teti Purwanti, CNBC Indonesia
11 July 2023 16:30
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Foto: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. (Tangkapan Layar CNBC indonesia TV)

Tingkat kemiskinan erat kaitannya dengan munculnya stunting pada anak. Saat ini tingkat stunting 22%, sementara target pemerintah menekan hingga 14%. Di sisi lain Bappenas mengatakan target penurunan stunting yang termasuk dalam 10 RPJMN berpotensi tidak tercapai. Sesungguhnya progressnya sudah sampai mana penanganan stunting?

Salah satu kendala yang tidak bisa dihindari adalah Covid-19, selama dua tahun praktis dari sisi penganggaran, mobilitas untuk menangani stunting sangat terhambat. Basis pelayanan stunting di posyandu di setiap desa. Ketika Covid-19 kan tidak boleh beroperasi, jadi tidak bisa melakukan secara leluasa. Apalagi (dari sisi) anggaran, ada refocusing, jadi yang awalnya untuk stunting, sebagian besar dialihkan untuk Covid-19.

Tetapi alhamdulillah dalam keadaan sulit itu, kita masih bisa menurunkan stunting dari semula 24% jadi 22%. Jadi 2% bisa diturunkan, sehingga kita optimis 1,5 tahun ini, untuk mencapai 14% di 2024 seperti permintaan Presiden Joko Widodo kita masih optimis. Seandainya tidak 14% mendekati.

Pantauan saya di daerah, ada yang angka stunting di bawah 10, terutama wilayah Jawa yang semula masih 22-24%, sekarang sisa 8-9%. Secara agregat akan bisa mempengaruhi daerah-daerah yang mungkin memang pada 2024, masih di atas 20%. Terutama wilayah-wilayah yang bermasalah, misalnya wilayah yang konflik yang paling bikin pusing. Konflik itu, bikin kita tidak memiliki akses dan jadi persoalan, tetapi saya masih optimis bisa mencapai itu.

Kalau secara nasional, seluruh Indonesia mungkin tidak. Tetapi ada beberapa daerah yang bisa, bahkan ada kepala daerah yang janji bisa 0%, dia sudah punya sistem day to day dan mekanisme. Bahkan mulai dari mulai jadi manten, sudah dipantau. Sekarang sudah ada larangan punya anak kalau belum cukup sehat, dilihat dari lingkar lengan calon pengantin putri.



Lalu upaya apa lagi yang dilakukan menekan angka stunting?

Data sudah sangat bagus dari BKKBN sebagai pelaksana, by name by address, di situ bisa dipantau perhari. Dari siapa yang mau jadi manten (menikah), siapa yang akan hamil. Tahun ini mudah-mudahan seluruh puskesmas sudah punya USG untuk mengecek kondisi janin. Sekarang sudah bisa dilihat terutama lingkar kepala.

Stunting itu kan urusannya soal otak, bukan tinggi pendek. Jadi memastikan pertumbuhan otak janin sampai jadi bayi itu bagus. Yang kita inginkan generasi ke depan sehat, kuat, cerdas. Kalau modal dasar tidak disiapkan, dengan modal otak yang bagus, kita tidak bisa berharap kecerdasannya lebih optimal. Jadi setiap ibu hamil tidak perlu ke rumah sakit, cukup ke Puskesmas untuk pemeriksaan.

Kemudian di Posyandu tahun ini, harus memiliki antropometri standar untuk memastikan bahwa ukuran tepat. Sehingga saat mau diadakan survei nasional betul-betul dipastikan stunting sudah ditangani sampai target 14%. Saya masih sangat optimis untuk (pengurangan) stunting ini.

(rah/rah)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular