
AS Kepincut Garap 'Harta Karun Langka' di Sumur Tertua RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan salah satu perusahaan migas asal Amerika Serikat yakni EOG Resources bakal melakukan pencarian 'harta karun langka' berupa migas non konvensional (MNK) di Indonesia.
EOG sendiri dinilai merupakan perusahaan migas yang banyak bermain dalam pengembangan blok non konvensional.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan saat ini pemerintah memang tengah fokus untuk mengembangkan blok MNK. Salah satunya seperti yang akan dilakukan di Blok Rokan oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada tahun ini.
Menurut Arifin kesuksesan Amerika Serikat dalam mengembangkan migas non konvensional membuat mereka saat ini menjadi produsen minyak dan gas terkemuka. Oleh sebab itu, ia sangat berharap dengan masuknya EOG dalam proyek MNK di Blok Rokan dapat membuahkan hasil.
"Ini pertama kali dikembangkan di Texas yang menjadikan Amerika ini net eksportir migas. Ini sedang kita upayakan untuk eksplorasi. Seperti shale oil, ini dikembangkan lagi di wilayah Blok Rokan. Kita sudah dapat EOG itu pionir dan itu potensinya masih ada (cukup besar)," ujar Arifin dalam acara peluncuran buku Arcandra Tahar Public Interest in Energy Sector, Rabu malam (5/7/2023).
Arifin menyebut untuk mengembangkan migas jenis ini, EOG meminta perbaikan fiscal term yang lebih menarik. Namun sebelum itu, mereka akan memastikan terlebih dulu cadangan migas MNK di Blok Rokan.
"Tekniknya khusus di dalam dan minta term yang lebih menarik. Ini mereka pastikan berapa yang ada di dalam perut bumi kita," katanya.
Seperti diketahui, Pertamina Hulu Rokan (PHR) mulai serius dalam menggenjot peningkatan produksi melalui pencarian cadangan migas non konvensional (MNK). Salah satunya melalui pengeboran sumur MNK di Blok Rokan yang akan dimulai pada 1-2 bulan mendatang.
Pejabat Executive Vice President Upstream Business PHR Edwil Suzandi mengatakan pihaknya saat ini tengah mempersiapkan rencana pengeboran 1 sumur MNK di Blok Rokan. Ia berharap melalui kegiatan ini dapat meningkatkan produksi migas dalam negeri.
"Studi MNK cukup panjang, hari ini kami masih berada di tahap awal masih eksplorasi 1-2 bulan ke depan insya allah kami mulai start. Kami berharap sumur pertama bisa berhasil," ujarnya dalam acara Pertamina Research & Innovation Day, Kamis (22/6/2023).
Menurut Edwil, pengeboran sumur MNK sendiri mempunyai berbagai macam tantangan. Salah satunya seperti karakteristik sumur yang cukup dalam mencapai 8000 feet.
"Riset MNK ini cukup panjang mulai dari subsurface dan dari sisi komersial harapannya apabila pengeboran pertama bisa positif kita mulai mempersiapkan diri ke tahap komersial," katanya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Siap Ngebor Bukan Migas Biasa di Lapangan Tertua RI
