AS Pelajari Temuan 'Bukan Migas Biasa' di Blok Rokan Riau

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
19 March 2024 12:10
Pompa angguk Wilayah Kerja (WK) Rokan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). (CNBC Indonesia/Pratama Guitarra)
Foto: Pompa angguk Wilayah Kerja (WK) Rokan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). (CNBC Indonesia/Pratama Guitarra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) hingga kini masih menunggu hasil pengeboran di Blok Rokan yang dilakukan oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersama mitra asal AS yakni EOG Resources. Khususnya mengenai pengeboran sumur 'bukan migas biasa' atau migas non konvensional (MNK).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan saat ini EOG tengah mengkaji data hasil pengeboran yang dilakukan di Sumur Gulamo, Blok Rokan. Setidaknya, data hasil pengeboran diharapkan dapat keluar pada tahun ini.

"Masih sedang dipelajari dari EOG. Kalau tidak salah target mereka kan tahun ini ada hasil analisa, nanti ngebor lagi. Kita ada rencana pertemuan dengan EOG tapi nanti kita akan sampaikan," kata Dwi di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Selasa (19/3/2024).

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa Indonesia mempunyai potensi MNK yang cukup besar. Misalnya seperti yang ada di Blok Rokan melalui pengeboran perdana sumur MNK Gulamo di Blok Rokan yang kemudian dilanjutkan pada sumur Kelok.

Menurut Arifin dua sumur MNK di wilayah kerja ini digadang-gadang memiliki potensi minyak hingga 80 juta barel. Sementara estimasi potensi oil inplace diproyeksikan hingga mencapai 1,28 miliar barel.

"Kalau lihat dari potensi diharapkan dua sumur ini bisa memberikan potensi yang cukup membantu lah diperkirakan kira kira sekitar 80 juta barel kan masih banyak tuh potensi ya tapi tergantung daripada analisanya," kata Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (13/10/2023).

Setelah analisa rampung, maka pemerintah kata dia akan menyiapkan regulasi serta insentif untuk proyek MNK. Mengingat pengembangan sumur MNK lebih rumit dibandingkan sumur migas konvensional.

"Ya nanti sama lah seperti PSC sama GS. Nanti kita mau bahas ini apa namanya dengan pihak terkait," ujarnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demi 1 Juta Barel di 2030, RI Berharap pada 'Bukan Migas Biasa'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular