RI Punya Sumur Migas Non Konvensional, Ini Kabar Terbarunya

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
25 July 2025 15:10
Blok Rokan. (Doc SKK Migas)
Foto: Blok Rokan. (Doc SKK Migas)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) memberikan kabar terbaru mengenai rencana pengembangan sumur Migas Non-Konvensional (MNK) di Wilayah Kerja (WK) Rokan, Riau. Khususnya yang berada di sumur Gulamo dan sumur Kelok.

Corporate Secretary PHR Regional 1 Sumatera Eviyanti Rofraida menjelaskan bahwa proyek ini masih dalam tahap kajian dan belum memasuki fase produksi. Di samping itu, rencana pengembangan MNK juga masih berada di bawah lingkup studi yang dilakukan oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai holding upstream.

"Itu studi, MNK dibutuhkan next year, masih kajian di PHE. Kita ketempatan studi, belum dibukukan di production kita. Intinya yang MNK, sekarang masih di PHE projectnya," ujar Eviyanti ditemui di Jakarta, dikutip Jumat (25/7/2025).

Meski masih dalam tahap studi, pengujian awal terhadap potensi MNK di WK Rokan menunjukkan hasil positif yang bisa menambah produksi minyak, sama halnya seperti program Enhanced Oil Recovery (EOR).

Ia pun mengungkapkan bahwa supaya bisa masuk ke tahap komersialisasi, dibutuhkan pembangunan fasilitas produksi dan perhitungan keekonomian secara menyeluruh. "Ibaratnya kita melakukan test, untuk jadi production harus bangun fasilitas, nah pembangunan fasilitasnya apakah oke, kalau diitung komersialisasi itu masih diitung.

Hasil positif, meningkatkan produksi sama kayak EOR. Tapi perlu ada kajian komersil lagi," tambahnya.

Sebelumnya, Praktisi minyak dan gas bumi (migas) Hadi Ismoyo menilai peningkatan produksi minyak melalui eksplorasi MNK di Blok Rokan patut didukung dan diapresiasi. Sebab, keberhasilan proyek MNK di AS bisa menjadi contoh, meski kondisi dan karakter teknik tidak sama persis.

Menurut Hadi, potensi MNK di Blok Rokan cukup besar, bahkan sumber daya MNK di Blok Rokan diperkirakan mencapai beberapa miliar barel.

"Sehingga eksplorasi MNK di sumur Gulamo#1 dan Kelok#1 menjadi pintu masuk untuk melihat apakah potensi MNK di Rokan itu secara teknis dan operational bisa komersial seperti di USA," kata Hadi beberapa waktu yang lalu.

Hadi menjelaskan bahwa untuk merealisasikan produksi minyak melalui sumur MNK sejatinya membutuhkan waktu. Pasalnya, MNK adalah pengeboran pada layer unkonvensional, sehingga diperlukan teknik khusus untuk menguras minyak dari reservoir.

"Ini membutuhkan kajian yang mendalam sehingga produksi MNK ini optimum dan competitive. Mengingat MNK ini recovery factor rendah, untuk mendapatkan volume yang sama dari konvensional well, diperlukan jumlah sumur yang lebih banyak," katanya.

Sementara, jika ternyata dari production test di exploration well menunjukkan tanda tanda yang baik, maka perlu dilakukan pengeboran sumur deliniasi untuk melihat batasan size dan geometri reservoir.

"Baik vertikal maupun lateral, sehingga bisa dihitung dengan baik dan akurat volume OOIP MNK tersebut. Jadi harus bersabar beberapa bulan lagi sampai production test menunjukkan tanda tanda positif," katanya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Genjot Produksi Migas 2025, PHR Bor 5 Sumur-Pakai Teknologi EOR

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular