Sempat Tembus Rp50.000/Kg, Ternyata Segini Harga Wajar Ayam
Jakarta, CNBC Indonesia - Deputi I bidang Ketersediaan & Stabilitas Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa mengatakan, harga wajar daging ayam saat ini adalah Rp38.000-40.000 per kg. Harga itu untuk daging ayam ras karkas.
Sementara, harga daging ayam terpantau masih stabil tinggi. Bahkan, secara rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran, harga daging ayam ras hari ini, Senin (3/7/2023) naik ke Rp38.690 per kg, dibandingkan sepekan lalu (26/6/6023) tercatat di Rp38.230 per kg.
Data tersebut mengacu pada Panel Harga Badan Pangan.
Harga tertinggi hari ini mencapai Rp50.840 per kg di Kalimantan Utara. Harga daging ayam saat ini sudah melampaui harga tertinggi tahun lalu yang mencapai Rp38.300 per kg pada Mei 2022. Harga tersebut adalah rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran.
Sementara, pedagang warteg di Jabodetabek melaporkan, harga daging ayam saat ini berkisar Rp55.000-60.000 per kg, atau Rp75.000 per ekor ukuran 1,5 kg.
"Memang terjadi kenaikan harga, tapi sudah diluruskan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, yang langsung menindaklanjuti arahan Bapak Presiden, ke Pasar Palmerah, bahwa harga Rp50.000 itu adalah daging ayam filet atau boneless. Kalau karkas itu Rp38.000-Rp40.000 (per kg)," kata Ketut dalam Profit CNBC Indonesia, Senin (3/7/2023).
"Memang, Rp38 ribu sampai Rp40 ribu itu tinggi karena harga acuan adalah Rp36.750 (harga acuan per kg mengacu Peraturan Badan Pangan Nasional Perbadan No 5/2022 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras)," tambahnya.
Dia menjelaskan, harga acuan daging ayam karkas yang ditetapkan sejak 5 Oktober 2022 itu menggunakan asumsi harga pakan Rp6.000 per kg. Dan harga bibit ayam (day old chicken/ DOC) sekitar Rp7.000 per ekor.
"Harga DOC dan pakan yang tinggi efeknya ke harga daging ayam. Sekarang dari yang saya data harga pakan sudah Rp9.500-an dan DOC sudah Rp8.000-an. Ini pasti mengoreksi harga sampai ke farm (peternakan)," katanya.
"Karena itu, kami akan mengumpulkan lagi semua teman-teman (peternak dan pihak terkait) untuk duduk bersama, melakukan pemetaan, sehingga bisa nanti ada harga wajar. Karena rantainya sebenarnya nggak banyak, dari farm, baku, RPHU (rumah potong hewan unggas), lalu langsung pedagang. Sepanjang, marjin diatur dengan baik," kata Ketut.
Ketut mengatakan, sesuai arahan pemerintah, Bapanas fokus mendorong agar harga yang tercipta sampai di konsumen wajar bagi produsen, pedagang, dan konsumen.
"Yang harus kami lakukan adalah harga harus wajar, bukan murah, di famr, tengah, dan hilirs. Karena itu kami mengundang semua stakeholder," katanya.
"Kalau hitungan gampang, saat harga di farm itu Rp24.000 per kg, maka dikali 1,7, memang wajarnya adalah Rp39.000 per kg. Itu hitungan gampang. Nah kita juga minta agar farm tetap melakukan efisiensi agar bisa dapat harga wajar," cetusnya.
Dia berharap, pedagang juga tak memanfaatkan kondisi untuk mengambil untung sebanyak-banyaknya dan tak wajar. Hal itu, ujarnya, untuk menjaga upaya pemerintah mempertahankan inflasi tetap wajar dan stabil tidak sia-sia lalu kembali bergejolak.
"Kami minta agar perlahan, jangan nanti pedagang langsung lompat dari 15 langsung ke 25. Mari kita diskusi bareng, bijak menata harga agar wajar," cetusnya.
"Saya kira kalau memang (di farm) posisinya di Ro23.000 maka ketemunya Rp38.000-40.000. Itu harga wajar sebenarnya. Tapi, di kita wajar belum tentu di pedagang wajar. Karena itu tadi saya sampaikan, kami mengajak semua pihak duduk bareng, dari hulu ke hilir. Supaya terbentuk harga yang wajar," pungkas Ketut.
(dce/dce)