Bos Peternak Ungkap Biang Kerok Harga Telur-Daging Ayam Naik

Damiana, CNBC Indonesia
27 July 2023 15:04
Harga daging ayam terpantau terus melonjak, bahkan harga ayam berukuran besar ada yang sampai menyentuh Rp 100.000 per 2 kilogram (kg) di Pasar Jaya Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (17/7/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Harga daging ayam terpantau terus melonjak, bahkan harga ayam berukuran besar ada yang sampai menyentuh Rp 100.000 per 2 kilogram (kg) di Pasar Jaya Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (17/7/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNCB Indonesia - Pemerintah diminta merevisi kebijakan harga acuan pembelian (HAP) untuk telur dan daging ayam ras. Sebab, harga pokok produksi (HPP) di tingkat peternak terus mengalami kenaikan hingga menyebabkan harga telur dan daging ayam di pasar ikut melonjak.

Di sisi lain, harga telur dan daging ayam di pasar saat ini dinilai sebagai harga keseimbangan baru. Dengan begitu, harga diprediksi akan sulit kembali ke harga lama.

Data Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, harga telur ayam ras melanjutkan tren kenaikan sejak akhir tahun 2022.

Di mana, harga telur ayam pada Januari 2022 sempat berada di Rp26.900 per kg, lalu anjlok ke Rp23.410 per kg. Harga telur lalu bergerak naik hingga mencapai Rp28.850 per kg di bulan September 2022, kemudian anjlok ke Rp26.950 per kg di bulan Oktober 2022. Dan kemudian bergerak naik ke Rp29.650 per kg di bulan Desember 2022.

Dibuka di level Rp29.110 per kg di Januari 2023, harga telur terus naik hingga mencapai Rp30.750 per kg saat ini.

Begitu juga dengan harga daging ayam. Data Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, harga daging ayam terus melonjak sejak bulan Maret 2023.

Tahun 2022, harga daging ayam ras melonjak ke harga tertinggi Rp38.300 per kg di bulan Mei. Sebelumnya, harga sempat jatuh di Februari 2022 ke Rp35.030 per kg dari posisi Januari 2022 yang di Rp36.990 per kg.

Usai mencapai harga tertinggi di Mei 2022, harga daging ayam terpantau terus melandai hingga ke harga terendah tahun 2022 di Rp33.400 per kg di bulan Oktober. Namun, setelah itu, harga terus bergerak naik ke Rp35.350 per kg di Desember 2022.

Di Februari 2023, harga sempat anjlok ke Rp33.670 per kg, setelah itu terus naik hingga saat ini di Rp37.860 per kg.

Harga tersebut adalah rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran.

"Harga saat ini bukan harga yang mahal. Ini adalah harga keseimbangan baru. Seperti yang juga disampaikan Bapanas (Badan Pangan Nasional) beberapa waktu lalu," kata Ketua IV Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) Asrokh Nawawi dalam Squawk Box CNBC Indonesia, Kamis (27/7/2023).

"Kalau dikatakan harga saat ini mahal, itu karena rantainya masih panjang. Dan karena HPP di peternak sekarang cukup tinggi akibat harga pakan yang memang mahal. Ini perlu dipahami bersama," ujarnya.

Dia menjelaskan, meski pakan yang diimpor adalah 35% dari total kebutuhan, namun secara nilai berdampak 70% terhadap harga pakan hingga mempengaruhi naiknya biaya produksi di peternak.

"Selain itu, permintaan juga naik. Jadi bukan semata karena naiknya HPP saja. Saat musim haji lalu, permintaan naik sehingga menaikkan harga di pasar. Sekarang, harga mulai turun karena di bulan Suro di Jawa dan Safar di Jawa Barat, permintaan turun, sehingga menurunkan harga di pasar," jelasnya.

"Jadi, peternak ini mengalami kesulitan dari harga pakan yang mahal menyebabkan HPP naik, juga demand di pasar. Nah, saat HPP naik permintaan naik, ini yang menyebabkan harga di pasar melonjak tinggi. Kalau hanya 1 saja, biaya naik permintaan nggak naik, kenaikan harga di pasar nggak akan signifikan," papar Asrokh.

Karena itu, ujarnya, pemerintah perlu merevisi HAP yang saat ini berlaku.

Di mana, sejak 5 Oktober 2022 lalu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menetapkan, Peraturan Badan (Perbadan) Pangan Nasional No 5/2022 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras.

Perbadan itu menetapkan harga acuan sebagai berikut:

- telur ayam ras

harga pembelian produsen:

batas atas: Rp24.000 per kg
batas bawah: Rp22.000 per kg

harga penjualan konsumen:

Rp27.000.

- daging ayam ras

harga pembelian produsen:

batas atas: Rp23.000 per kg live bird (ayam hidup)
batas bawah: Rp21.000 per kg live bird

harga penjualan konsumen:

Rp36.750 per kg karkas.

"Pemerintah perlu mencari titik temu antara harga yang diinginkan konsumen dan secara bisnis menguntungkan produsen. Selain itu, rantai pasok harus diperpendek tanpa mematikan bagian tertentu. Supaya harga yang diterima konsumen dan produsen seimbang," katanya.

"Pemerintah juga perlu membuat satu regulasi yang bisa menempatkan posisi konsumen dan produsen. Regulasi ini sangat penting. Pemerintah juga perlu melakukan revisi harga acuan. Karena, tak bisa dipungkiri, HPP memang naik. Dan, dengan mahalnya semua biaya, akan sulit harga saat ini kembali ke harga lama," pungkas Asrokh.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Daging Ayam 'Menggila', Peternak Ayam Kok Bertumbangan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular