Economic Update 2023

Harga Daging Ayam Rp50.000/ Kg, Bos Badan Pangan: Masih Wajar

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
14 July 2023 10:28
Masih Impor, Target RI Swasembada Gula Hingga Jagung Realistis? (CNBC Indonesia TV)
Foto: Masih Impor, Target RI Swasembada Gula Hingga Jagung Realistis? (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga daging dan telur ayam melambung tinggi, bahkan sudah melampaui harga tahun 2022 lalu. Harga daging ayam menembus Rp50.000 per kg dan telur ayam ke Rp40.000 per kg. Namun, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, harga daging dan telur ayam saat ini masih wajar dan memang menuju keseimbangan harga yang baru.

Sebab, kata dia, di tingkat produsen, harga ayam hidup (live bird) juga masih naik dalam batas wajar, yaitu berkisar Rp 23.000-26.000 per kg. Arief menambahkan, kenaikan harga saat ini masih dalam batas wajar dan untuk menutupi harga pokok produksi.

Sedangkan harga daging ayam yang mencapai Rp50.000 per kg, ujarnya, itu adalah harga untuk daging ayam filet.

"Tentunya saya berkomunikasi dengan seluruh produsen, ternyata harga ayam itu di tingkat produsen masih wajar. Jadi itu live bird (ayam hidup untuk konsumsi) angkanya sekitar Rp 23.000-24.000 sampai Rp 26.000," kata Arief dalam Economic Update CNBC Indonesia, Jumat (14/7/2023).

Dia menjelaskan, biasanya untuk konversi harga adalah sekitar 1,5 atau 1,6 kali untuk menjadi harga daging ayam (karkas) yang sampai kepada konsumen. 

"Jadi tentunya untuk yang di tengah (middleman) ini juga perlu menjadi perhatian kita semua. Tentunya dengan melibatkan teman-teman Satgas Pangan juga, karena harga di tingkat peternakannya memang naik, tapi naiknya itu sebenarnya untuk menutupi harga pokok produksi," ujarnya.

"Jadi keseimbangan-keseimbangan baru ini memang perlu sama-sama kita monitor, kita awasi sambil kita memberikan informasi kepada publik, kalau negara kita saat ini.. misalnya harga telur Rp 32.000 (per kg) gitu, Rp 28.000 sampai Rp 30.000 (per kg) itu memang kita harus jelaskan kepada masyarakat bahwa ini memang ada keseimbangan baru," kata Arief.

Menurutnya, akan menjadi sulit apabila pemerintah mau mengembalikan harga seperti sebelumnya, karena memang saat ini biaya pokok produksinya yang juga sudah meningkat.

"Ini yang kita harus jaga selalu, tentunya bahwa pertumbuhan ekonomi harus lebih tinggi daripada inflasi, sehingga daya beli masyarakat bisa terpenuhi," tuturnya.

Lebih lanjut, Arief menuturkan bahwa pihaknya selalu memperhatikan laju inflasi, di mana volatile food itu yang bisa dikontrol bersama-sama.

"Tapi sekali lagi, keseimbangan antara harga di hulu petani atau peternak, kemudian dengan di hilir ini juga menjadi yang penting perlu kita perhatikan," pungkasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Daging Ayam 'Menggila', Peternak Ayam Kok Bertumbangan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular