
Lapor Pak Jokowi! Gegara Ayam, 'Momok' Mengerikan Datang Lagi

- Inflasi untuk periode Juni 2023 kembali melonjak secara bulanan sejalan dengan melesatnya permintaan menjelang Idul Adha dan libur panjang.
- Pada dasarnya inflasi Juni secara tahunan bakal melandai seiring berkurangnya dampak kenaikan harga BBM subsidi tahun lalu.
- Penyebab kenaikan untuk periode kali ini diantaranya adalah daging ayam ras, angkutan udara, telur ayam ras, kontrak rumah, dan rokok kretek.
Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Indonesia kembali melonjak pada Juni 2023 hal ini sejalan dengan naiknya permintaan menjelang Hari Raya Idul Adha dan libur panjang. Padahal bulan sebelumnya sempat melandai pasca Hari Raya Idul Fitri. Lagi-lagi inflasi yang meninggi masih menjadi 'momok' mengerikan bagi Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Juni 2023 sebesar 0,14% secara month to month (mtm) dan 3,52% year on year (yoy).Dengan ini, artinya tingkat inflasi bulanan pada Juni in lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya namun lebih rendah dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Angka ini lebih lebih rendah dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesiadari 10 institusi memperkirakan inflasi Juni 2023 akan menembus 0,25% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).
Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year on year/yoy) akan menembus 3,62% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 2,64%. Sebagai catatan, inflasi Mei tercatat 0,09% (mtm) dan 3,0% (yoy). Inflasi inti tercatat sebesar 2,66%.
Secara tahunan, inflasi memang melandai karena semakin berkurangnya dampak kenaikan harga BBM pada September tahun lalu.
Inflasi Juni yang dilihat secara bulanan (mtm) akan meningkat sejalan dengan pola musimannya. Secara historis, inflasi Juni memang biasanya tinggi karena bulan tersebut adalah periode orang tua membayar iuran uang sekolah dan biaya pendaftaran sekolah.
Di tambah lagi, pada Juni ini terdapat Hari Raya Idul Adha dan libur panjang karena cuti bersama lebaran. Sebagai catatan, Hari Raya Idul Adha tahun ini jatuh pada 28/29 Juni. Sementara itu, libur cuti bersama berlangsung dari 28 Juni-2 Juli 2023.
Melihat data BPS, dalam lima tahun terakhir inflasi Juni secara bulanan (mtm) mencapai 0,35%.
Untuk periode kali ini, komoditas penyumbang inflasi bulanan terbesar diantaranya adalah daging ayam ras 0,06% andilnya. Kemudian angkutan udara 0,04%, telur ayam ras 0,02% dan kontrak rumah, rokok kretek masing-masing andil 0,01%
Untuk diketahui, harga ayam meroket di hampir semua wilayah, termasuk Jakarta.
Data PIHPS menunjukkan rata-rata harga ayam nasional sempat menembus Rp 50.200/kg pada 27 Juni tahun ini. Harga tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang tahun ini. Harga ayam di Pasar Senen Jakarta pekan lalu akan sempat menembus Rp 60.000, yang menjadi rekor tertingginya.
Tingginya harga ayam bahkan menjadi sorotan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat melakukan tinjauan ke pasar Palmerah, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Senin (26/6/2023).
Jokowi menjelaskan kenaikan harga akibat persoalan pasokan serta permintaan yang naik menjelang Idul Adha.
"Yang naik agak tinggi memang daging ayam. Harga (biasa) di Rp 30.000 - Rp 32.000, ini sudah mencapai Rp 50.000," kata Jokowi saat memberikan keterangan pers usai melakukan tinjauan.
Selain itu, pada bulan ini harga telur ayam kian tak terkendali dan semakin mahal. Bahkan terus naik melampaui harga tertinggi tahun 2022 lalu.
Secara rata-rata nasional di pedagang eceran, harga telur hari ini naik Rp40 ke Rp30.600. Padahal harga tertinggi tahun lalu adalah Rp29.650 per kg, terjadi di bulan Desember 2022.
Jika melihat chart Panel Harga Badan Pangan, harga telur tahun 2022 terus menanjak sejak bulan Maret lalu sempat turun di bulan Oktober lalu naik lagi. Tahun 2023 ini, harga juga sempat turun di bulan Februari, namun berbalik naik lagi dan terpantau terus menanjak.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) pun membeberkan penyebab harga telur terus terbang tinggi. Menurutnya ada banyak pengusaha telur yang bangkrut hingga harga pakan ternak mahal menjadi biang kerok kenaikan harga.
Selain itu juga sebagian besar indukan ayam diremajakan atau dipotong sehingga membutuhkan waktu untuk mengejar produksi.
Sementara itu, transportasi alami deflasi karena penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) seperti Pertamax, Pertamax Turbo dan lainnya. Sebagaimana diketahui, PT Pertamina (Persero) resmi menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya BBM non subsidi untuk jenis tertentu, efektif per 1 Juni.
Untuk BBM jenis RON 92 atau Pertamax turun menjadi Rp 12.500 per liter, dari yang sebelumnya pada Mei Rp 13.300 per liter. Harga BBM Pertamax Turbo turun menjadi Rp 13.600 per liter, dari sebelumnya Rp 15.000 per liter.
Adapun juga untuk harga BBM jenis solar non subsidi seperti Dexlite mengalami perubahan menjadi Rp 12.650 per liter, dari yang sebelumnya Rp 13.700 per liter Sementara itu, untuk jenis BBM Pertamina Dex menjadi Rp 13.250 per liter, dari yang sebelumnya Rp 14.600 per liter.
Sepanjang tahun 2023 ini, 62 kota mengalami inflasi tengah tahun di atas inflasi nasional, yang dominan terletak di wilayah Jawa, Kalimantan, Maluku, dan Papua. Sementara, 26 kota lainnya mengalami inflasi di bawah inflasi nasional dan dominan terletak di wilayah Sumatera.
Sebagai catatan, selalu ada potensi kenaikan harga menjelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) seperti Idul Adha. Yang disebabkan meningkatnya permintaan.
Terlebih kenaikan harga daging ayam sudah terjadi sejak Lebaran lalu dan sampai saat ini masih belum mengalami penurunan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum)