RI Getol Hilirisasi Sawit, Siap Rayu Perusahaan Raksasa Ini?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Senin, 03/07/2023 10:57 WIB
Foto: Bongkar Muat Minyak Crude Palm Oil (CPO) (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia kian serius dalam proyek hilirisasi produk turunan kelapa sawit. Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Mukti Sardjono menyebut sawit bisa menghasilkan banyak produk turunan. Namun yang perlu dipikirkan setelah produk akhirnya jadi yakni bisa bersaing dengan produk merek ternama.

Ia bahkan menyebut beberapa nama merek besar di dunia yang sudah malang melintang dalam menjual produk akhir. Agar bisa laku terjual dan sawitnya terserap oleh produk hilirisasi, kata Mukti, pilihannya antara kolaborasi atau justru bersaing dengan pemain global tersebut.

"Yang jelas dari potensi hilirisasi lebih dari 80 jenis produk dari sawit. Yang jadi masalah hilirisasi saat produksi end product seperti sabun, coklat, umumnya kalau end product sudah pakai merek. Saingan kita bukan lokal tapi pemain dunia seperti Unilever, PnG, apa kita bisa menarik mereka untuk berinvestasi di Indonesia atau bersaing dengan mereka," katanya dalam Sawit Week CNBC Indonesia, Senin (3/7/2023).


Foto: Direktur Eksekutif (GAPKI) Mukti Sardjono dalam acara Squawk Box, Sawit Week. (Tangkapan layar CNBC Indonesia TV)
Direktur Eksekutif (GAPKI) Mukti Sardjono dalam acara Squawk Box, Sawit Week. (Tangkapan layar CNBC Indonesia TV)

Produk turunan kelapa sawit antara lain untuk keperluan sektor pangan seperti minyak goreng, fitofarmaka/nutrisi, bahan kimia/oleokimia. Mukti yakin Indonesia bisa memaksimalkan bahan baku sawit menjadi banyak produk olahan lain.

"Saat ini Indonesia aneh, jadi produsen sawit terbesar dunia lebih dari 60% sawit dari Indonesia, tapi juga sebagai konsumen terbesar. Bagi kita produsen sawit, kita tentu mendukung pemerintah karena sebagai pemain di hulu, gimana kita menaikkan produktivitas di on farm," katanya.

Namun bukan pekerjaan mudah karena perlu sinergi dengan berbagai kepentingan untuk bisa terlibat dalam proyek hilirisasi produk ini, termasuk dengan produsen makanan dan minuman serta manufaktur lainnya.

"Kalau hilirisasi yang sudah diproduksi dalam bentuk sabun, hand sanitizer, margarin, itu yang jadi PR kita. Di 2022 dari ekspor kita 33,9 juta ton, ternyata dalam bentuk CPO hanya 3,4 kurang dari 10%, lainnya dalam bentuk olahan seperti refined palm oil," ujar Mukti.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IEU-CEPA Deal, Gapki: Percuma! Ekspor CPO Masih Kena EUDR