Eropa Jegal Sawit RI, Negara-Negara Ini Bisa Jadi Penyelamat

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Jenderal CPOPC Rizal Affandi Lukman mengungkapkan Uni Eropa bukanlah satu-satunya pasar andalan produk kelapa sawit. Bahkan kini market share ke Eropa terus berkurang dan tergantikan pasar potensial lainnya.
India, China, dan Pakistan kini menjadi salah satu importir sawit terbesar dari Indonesia. Selain itu, Afrika juga menjadi salah satu pasar non tradisional yang dijajaki oleh Indonesia.
Pemerintah juga melakukan berbagai upaya untuk menyerap produk sawit di dalam negeri, sehingga tidak kelebihan pasokan. Dengan begitu ada keseimbangan dari sisi produsen dan konsumen, serta produk bisa terserap dengan baik.
"Ini juga menandakan ketergantungan pasar ekspor ke Uni Eropa semakin berkurang," ujarnya di CNBC Indonesia Sawit Week, Selasa (4/7/2023).
Dia mengatakan sebelumnya pangsa pasar sawit Indonesia ke Uni Eropa 15-17%, kini sekitar 10,2%. Artinya pasar Eropa kini mulai tergantikan dengan negara lainnya yang menjadi konsumen besar kelapa sawit.
"Uni Eropa less important bagi ekspor sawit Indonesia, saat ini pasar utama sekarang adalah India, China, dan Pakistan," kata Rizal.
Sebelumnya Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono mengatakan Indonesia terus mengembangkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit. Dengan meningkatkan produktivitas Indonesia memiliki peluang untuk memperluas pasar hingga ke Afrika.
"Kalau bisa naikkan produktivitas, peluang pasar seperti Afrika saat ini berpotensial. Hingga April kenaikan ekspor ke Afrika lebih dari 83%, seperti ke Kenya, Tanzania, hingga Nigeria untuk kerja sama industri hilir di sana," ujar Mukti.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article LIVE! Menjaga Keandalan Industri Sawit Melalui Hilirisasi
