Internasional

Chaos Prancis Menggila! 1.000 Ditangkap, Kota-Kota Terbakar

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Sabtu, 01/07/2023 16:00 WIB
Foto: Petugas pemadam kebakaran berdiri saat mereka memadamkan kendaraan yang terbakar selama bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi, setelah kematian Nahel, seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang petugas polisi Prancis saat menghentikan lalu lintas, di Nanterre, pinggiran kota Paris, Prancis, 28 Juni 2023 . (REUTERS/STEPHANIE LECOCQ)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hampir 1.000 orang di Prancis ditangkap pada malam keempat kerusuhan yang dipicu oleh penembakan polisi terhadap seorang remaja 17 tahun keturunan Aljazair dan Maroko, Nahel M. Dalam kerusuhan tersebut sebanyak 80 polisi dilaporkan mengalami luka-luka.

Meski demikian Kementerian Dalam Negeri Prancis mengaku situasi kerusuhan lebih tenang dibandingkan malam-malam sebelumnya. Kementerian juga melaporkan sebanyak 994 penangkapan dilakukan di seluruh Prancis dalam semalam.

Dalam kerusuhan ini, 45.000 petugas polisi dikerahkan, termasuk pasukan khusus, sejak Jumat malam. Adapun, dua kota besar di Prancis, yakni Marseille dan Lyon disebut mengalami kekacauan terbesar dengan penjarahan toko.


Dikutip dari The Guardian, Sabtu (1/7/2023), di Lyon dan sekitarnya, perusuh membakar mobil dan mengarahkan kembang api ke arah polisi. Polisi mengerahkan pengangkut personel lapis baja dan helikopter untuk memadamkan kerusuhan di kota terbesar ketiga Prancis itu.

Sebagai informasi, kerusuhan mulai membara secara nasional setelah Nahel M ditembak oleh polisi pada Selasa lalu ketika berhenti di pinggiran kota Paris. Kematian Nahel yang terekam dalam video menghidupkan kembali keluhan lama tentang kekerasan polisi dan rasisme.

Adapun petugas polisi yang terlibat dalam penembakan tersebut telah didakwa dengan pembunuhan sukarela dan ditempatkan dalam penahanan sementara.

Sementara itu, Nahel akan dimakamkan dalam sebuah upacara pada Sabtu. Pengacara keluarga telah meminta wartawan untuk mengatakan itu adalah "hari refleksi" bagi kerabat Nahel.

Seperti diketahui, kerusuhan membara dan menjalar secara nasional di kota-kota Prancis, seperti Marseille, Lyon, Toulouse, Strasbourg dan Lille serta Paris.

Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan harus memerintahkan platform media sosial menghapus video sensitif yang menangkap penembakan remaja tersebut.

Kerusuhan kali ini disebut telah menghidupkan kembali kejadian serupa pada tahun 2005. Yaitu, tiga minggu kerusuhan nasional yang memaksa Presiden Jacques Chirac mengumumkan keadaan darurat setelah kematian dua pemuda tersengat listrik di gardu listrik saat mereka bersembunyi dari polisi.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Momen Presiden Macron Datangi Kampus UNJ Usai Bertemu Prabowo