Petani Sawit RI: Uni Eropa Udah Beli Sedikit, Cerewet Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan petani sawit Indonesia nampaknya tidak nyaman dengan berbagai upaya penjegalan produk sawit Indonesia oleh Uni Eropa. Apalagi, penjualan komoditas unggulan RI ini ke Eropa tergolong sedikit dibandingkan ke negara-negara lainnya.
"Saya liat data Eropa dan negara lain ternyata dari 2,05 juta ton yang kita ekspor ke Uni Eropa tahun lalu, jumlahnya sedikit banget. Istilah kami udah sedikit cerewet lagi," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat-Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPP-Apkasindo), Gulat Medali Emas Manurung dalam Squawk Box Sawit Week CNBC Indonesia, Kamis (27/6/2023).
Padahal, hasil panen sawit Indonesia 23x lipat dari serapan Uni Eropa. Artinya Uni Eropa hanya menyerap kurang dari 5% sawit Indonesia. Namun, upaya penjegalan sudah dilakukan melalui undang-undang Uni Eropa (UE), EU Deforestation-Free Regulation (EUDR).
"Serapan 2,05 juta ton. Image yg dibangun seakan-akan 47 juta ton CPO 2020 itu terhubung UEDR, kan tidak, hanya yang ke Uni Eropa," sebut Gulat.
Upaya perlawanan ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya isu yg dibangun bahwa semua CPO terdampak UEDR harus dicounter, melainkan hanya ke eropa aja. Kedua ialah mengandalkan serapan lokal.
![]() Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat. Kamis (13/9). Kebun Kelapa Sawit di Kawasan ini memiliki luas 1013 hektare dari Puluhan Blok perkebunan. Setiap harinya dari pagi hingga siang para pekerja panen tandan dari satu blok perkebunan. Siang hari Puluhan ton kelapa sawit ini diangkut dipabrik dikawasan Cimulang. Menurut data Kementeria Pertanian, secara nasional terdapat 14,03 juta hektare lahan sawit di Indonesia, dengan luasan sawit rakyat 5,61 juta hektare. Minyak kelapa sawit (CPO) masih menjadi komoditas ekspor terbesar Indonesia dengan volume ekspor 2017 sebesar 33,52 juta ton. |
"semakin banyak ditingkatkan domestik, itu akan menakutkan dunia karena mereka takut kekurangan minyak nabati dari sawit karena sawit sangat kompetitif. ketiga percepat hilirirsasi dari petani sawit. Kalau hanya berharap petani jual TBS hanya jadi mainan cantik dari pelaku CPO," sebut Gulat.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB menyebut Uni Eropa memang tidak terlalu banyak menyerap minyak sawit Indonesia. Namun justru Uni Eropa punya power yang kuat.
Hal itu dibuktikan dengan harga CPO yang diatur Bursa Komoditas Rotterdam. Selain itu, Uni Eropa juga punya power untuk mempengaruhi negara lainnya.
"Betul Eropa menyerap kecil (hanya) 2,05 juta (ton). Tapi banyak orang mengatakan Eropa kecil tapi mereka trendsetter. Sawit CPO itu Pasar Rotterdam acuan kita ke Pasar Rotterdam (jadi) efeknya akan jadi kuat," jelasnya.
(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Puluhan Petani Sawit Demo di Kawasan Sudirman, Kenapa?
