
AS Ketar-Ketir, Arab Buat Genk Militer dengan Musuh Amerika

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa negara-negara Teluk di Timur Tengah (Timteng) dilaporkan akan membangun aliansi militer angkatan laut. Hal ini terjadi setelah terjadinya normalisasi dan perdamaian antara dua negara besar di wilayah itu, Arab Saudi dan Iran.
Komandan Angkatan Laut Iran Shahram Irani mengatakan negaranya dan Arab Saudi, serta tiga negara Teluk lainnya, berencana untuk membentuk aliansi angkatan laut yang juga akan mencakup India dan Pakistan. Namun, ia tidak merinci bentuk aliansi yang menurutnya akan segera terbentuk.
"Negara-negara di kawasan itu hari ini menyadari bahwa hanya kerja sama satu sama lain yang membawa keamanan ke kawasan itu," katanya dalam media Iran yang dilansir Reuters, dikutip Selasa (6/6/2023).
Iran baru-baru ini berusaha memperbaiki hubungannya yang tegang dengan beberapa negara Teluk Arab. Pada bulan Maret, Arab Saudi dan Iran mengakhiri tujuh tahun permusuhan di bawah kesepakatan yang dimediasi China, menekankan perlunya stabilitas regional dan kerja sama ekonomi.
Komandan Angkatan Laut Irani mengatakan negara-negara yang akan ambil bagian dalam aliansi itu juga termasuk Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Qatar, Irak, Pakistan, dan India.
Pemulihan hubungan Arab Saudi dengan Iran telah menggagalkan upaya Israel untuk mengisolasi Iran secara diplomatis. UEA, yang merupakan negara Teluk Arab pertama yang menandatangani perjanjian normalisasi dengan Israel pada tahun 2020, melanjutkan hubungan formal dengan Iran tahun lalu.
Selain Israel, langkah Saudi ini juga bertentangan dengan sikap Amerika Serikat (AS) terhadap Iran. Sejauh ini, mitra Riyadh dan patron kelompok Barat itu masih bersitegang dengan Teheran dengan memutus hubungan diplomatik dan menjatuhkan sanksi.
Namun, peran AS sebagai mitra Saudi akhir-akhir ini melemah. Riyadh saat ini disebut-sebut tengah merapat ke China, yang notabenenya adalah rival dari Washington.
Hal ini mulai terlihat pasca Presiden Joe Biden menjadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam. Biden, yang sempat menyebut Saudi pariah, menuduh Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman (MBS) sebagai dalang dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Pasca pernyataan ini, Saudi mulai mengambil sikap yang bertentangan dengan AS. Negeri Raja Salman itu menolak usulan Washington untuk meningkatkan produksi minyak tahun lalu serta menerima yuan sebagai mata uang dalam perdagangan minyaknya dengan China.
Tak hanya itu, Saudi juga dilaporkan sedang mengambil posisi untuk menjadi anggota aliansi dagang BRICS yang berisi China dan Rusia. Selain kepada China, AS diketahui sedang bersitegang dengan Rusia soal serangan Moskow ke Ukraina.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Ada China Dibalik Rujuknya Iran & Arab Saudi