RI Punya Kuncian Baru! Ekonomi Bisa Meroket & Gegerkan Dunia

Hadijah Alaydrus & Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
29 May 2023 10:35
Bakamla RI Bayangi dan Usir Kapal Coast Guard China di Laut Natuna Utara
Foto: Bakamla RI Bayangi dan Usir Kapal Coast Guard China di Laut Natuna Utara. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas menetapkan ekonomi biru sebagai salah satu strategi transformasi ekonomi hingga 2045. Ini ditujukan supaya Indonesia bisa keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan pemanfaatan ekonomi biru ini akan tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, beriringan dengan fokus industrialisasi dan biuekonomi.

"Bagaimana kita menciptakan nilai tambah dari potensi laut kita yang luar biasa dalam ekonomi biru, itu kita bukan hanya jaga keberlanjutan laut yang sehat, tapi kita akan ciptakan nilai tambah baru yang tercipta dari kekayaan laut," kata Amalia saat ditemui di kantornya, Jakarta, seperti dikutip Senin (29/5/2023).

Sebetulnya ekonomi biru bukan barang baru yang didorong Bappenas, melainkan pengembangan dari RPJPN 2005-2025. Saat itu, arah pembangunan tanah air sudah didesain untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara kepulauan yang berdaulat, maju, dan tangguh melalui pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.

Arah pembangunan itu didesain karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 65 persen total luas negara Indonesia berupa laut. Pada 2021, Swedia pun telah mengajak kerja sama dengan Indonesia meluncurkan buku berjudul Kerangka Pembangunan Ekonomi Biru untuk Transformasi Ekonomi di Indonesia.

Melalui ekonomi biru, Bappenas mencatat potensi ekonominya bisa mencapai US$ 1,33 miliar dan mampu menyerap hingga 45 juta lapangan kerja baru. Industri yang bisa didorong memanfaatkan strategi ekonomi ini diantaranya industri pengolahan ikan, perkapalan, hingga pariwisata berbasis laut.

"Contohnya itu industri pengolahan ikan, industri perkapalan, industri pariwisata berbasis laut, ada bioteknologi dari SDA lain, tambang laut, EBT laut, itu ekonomi biru," ujar Amalia.

Dengan besarnya potensi ekonomi biru itu sebagai daya gedor akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia 6-7% mulai 2025-2045, Amalia mengatakan, sektor itu akan terus didorong ke depannya sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.

"Dalam rangka kita mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi, salah satu yang kita dorong adalah ekonomi baru sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru. Jadi potensinya besar, itu akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia," tutur Amalia.

Dalam catatan CNBC Indonesia, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) TB Haeru juga pernah menjelaskan potensi kekayaan laut mencapai US$ 1,33 triliun atau setara Rp 19.840 triliun (Rp 14.917/US$) dari 11 segmen usaha. Sementara dari sisi budidaya potensinya mencapai 16%.

Dalam hal neraca perdagangan, sepanjang triwulan pertama tahun 2022, produksi sektor kelautan dan perikanan membawa hasil yang memuaskan. Neraca perdagangan sektor perikanan surplus sebesar USD 1,39 miliar. Naik 21,78% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singkat! Waktu Tersisa Bagi Indonesia Cuma 13 Tahun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular