
Bukan Omdo, Aksi Jokowi Ini Bikin China Ketar-ketir

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif secara tegas menyatakan akan melarang kegiatan ekspor bauksit pada Juni 2023 ini. Penjualan bauksit hanya bisa dilakukan ke dalam pengolahan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri.
Aksi pelarangan ekspor bauksit ini sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba) khususnya yang termaktub dalam Pasal 170 A, di mana disebutkan bahwa batas penjualan mineral ke luar negeri maksimal 3 tahun setelah UU Minerba diterbitkan.
"Sesuai dengan Pasal 170 A UU Minerba, batas penjualan mineral ke luar negeri maskimal 3 tahun setelah UU Minerba diterbitkan (2020) dan kita juga harus merefer sebelumnya kebijakan pengolahan dalam negeri sudah ada aturannya untuk itu dilakukan beberapa kali relaksasi," ungkap Menteri Arifin di Gedung DPR, Rabu (24/5/2023).
Menteri Arifin membeberkan alasan kenapa akhirnya hanya komoditas bauksit yang dilarang ekspor. Ia bilang, dari rencana pembangunan 12 smelter bauksit di dalam negeri, setidaknya baru ada 4 smelter yang sudah beroperasi. Sisanya, sebanyak 8 proyek smelter bauksit masih dalam tahap pembangunan.
Bahkan, berdasarkan peninjauan ke 8 proyek smelter tersebut di lapangan, terdapat perbedaan yang sangat signifikan dengan hasil verifikator independen.
"Pada 7 lokasi smelter masih berupa tanah lapang walaupun dinyatakan dalam laporan hasil verifikasi ditunjukkan kemajuan pembangunan sudah mencapai kisaran antara 32% sampai 66%," kata Menteri Arifin.
Dampak Langsung ke China
Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (AB3I) mencatat, bijih bauksit diproduksi oleh 28 perusahaan dengan total produksi mencapai 56 juta ton per tahun. Sementara sampai sejauh ini, untuk penyerapan bijih bauksit di dalam negeri baru tertampung sebanyak 12 juta ton per tahun.
Hal itu karena sejauh ini baru terdapat dua fasilitas smelter untuk bijih bauksit ini. Alhasil sisa bijih bauksit yang mencapai 44 juta ton harus di ekspor.
Adapun dalam catatan APB3I, penikmat utama bijih bauksit terbesar dari Indonesia adalah China, jumlahnya kurang lebih bisa mencapai 30 juta ton. "China yang terbesar," kata Pelaksana Harian Ketua Umum APB3I, Ronald Sulistyanto kepada CNBC Indonesia, beberapa waktu yang lalu.
Sebagaimana diketahui, bijih bauksit dapat diolah menjadi chemical grade alumina yang dimanfaatkan untuk industri alumina, kosmetika, farmasi, keramik dan plastic filler.
Kebijakan larangan ekspor bijih bauksit ke luar negeri sejatinya upaya pemerintah Indonesia untuk mendapatkan nilai tambah. Makanya, Presiden Jokowi meminta untuk mengembangkan hilirisasi di dalam negeri.
Hilirisasi terbukti menambah pendapatan negara yang besar. Misalnya saja nikel, pada tahun 2021 pendapatan negara dari hilirisasi nikel melejit menjadi US$ 30 miliar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang hanya US$ 1,1 miliar.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Jokowi Tahun Ini! China Bisa Dibikin Was-was & Kerepotan
