
Pakistan Makin Ngeri! Negara Chaos, Militer Turun Gunung

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi di Pakistan masih terus memanas seiring dengan penangkapan mantan Perdana Menteri (PM) Imran Khan. Ini membuat militer negara itu turun tangan untuk mengatasi persoalan keamanan yang berkembang.
Penangkapan Khan membuat ribuan pendukungnya turun ke jalan di beberapa kota. Polisi dan rumah sakit melaporkan, setidaknya enam orang tewas dalam insiden terkait protes, termasuk satu orang yang meninggal karena menghirup asap setelah sebuah gedung dibakar di Lahore.
Rabu, pemerintahan baru akhirnya menyetujui pengerahan tentara di dua provinsi dan ibu kota untuk memulihkan perdamaian. Di kota terbesar Pakistan, Karachi, pasukan keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan pendukung partai Pakistan Tehreek-e-Insaf pimpinan Khan.
"Jika mereka berpikir penangkapan Imran Khan akan melemahkan semangat kami, maka mereka salah besar," kata salah satu pendukung Khan kepada AFP, Niaz Ali, di Peshawar, di mana beberapa monumen dan gedung pemerintah dibakar, dikutip Kamis (11/5/2023).
Khan ditangkap Selasa, selama sidang rutin di ibu kota Islamabad. Ia kemudian dibawa pergi ke lokasi yang tidak diketahui semalam sebelum muncul di balik pintu tertutup di pengadilan anti-korupsi yang diadakan secara khusus di markas polisi.
Khan, mantan atlet kriket terkenal, digulingkan April setelah melancarkan kampanye besar melawan militer negara itu. Ia kerap mengatakan lusinan kasus yang diajukan terhadapnya adalah bagian dari upaya pemerintah dan militer untuk mencegahnya kembali berkuasa.
Penangkapan dan kekerasan ini kemudian memicu reaksi dari Barat yang mendesak demokrasi damai. Kemarin, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta pihak berwenang untuk 'menghormati proses hukum' dan supremasi hukum dalam proses melawan Khan.
"Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dalam mencatat protes, menyerukan semua pihak untuk menahan diri dari kekerasan dan dia menekankan perlunya menghormati hak untuk berkumpul secara damai," kata Wakil Juru Bicara Kesekjenan PBB, Farhan Haq.
Perlu diketahui, politisi Pakistan sering ditangkap dan dipenjara sejak negara itu didirikan pada tahun 1947. Namun hanya segelintir saja yang secara langsung menantang militer.
Militer Pakistan telah melakukan setidaknya tiga kudeta dan memerintah selama lebih dari tiga dekade. Panglima militer memiliki pengaruh signifikan atas politik dalam negeri dan kebijakan luar negeri.
"Pimpinan tentara senior tidak tertarik untuk memperbaiki keretakan antara dirinya dan Khan," kata Direktur South Asia Institute di Wilson Center, Michael Kugelman.
"Jadi dengan penangkapan ini, kemungkinan mengirim pesan bahwa sarung tangan sudah lepas," tegasnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ketakutan, Eks PM Pakistan Bakal Hadir di Pengadilan