Nih! Bukti Terbaru BI 'Kiamat' Uang Logam dan Kertas di RI

Widya Finola Ifani Putri, CNBC Indonesia
10 May 2023 16:50
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti (Tangkapan Layar via Youtube Bank Indonesia)
Foto: Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti (Tangkapan Layar via Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, ekonomi dan keuangan digital terus meningkat pesat di Indonesia. Pandemi Covid-19 membawa keberkahan tersendiri bagi Indonesia dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan digital.

Maka jangan heran, jika saat ini banyak masyarakat di tanah air yang mulai meninggalkan transaksi dengan menggunakan uang kartal seperti logam dan kertas di era serba digital saat ini.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menjelaskan, pandemi Covid-19 membuat masyarakat melek akan ekonomi dan keuangan digital, baik itu transaksi sistem pembayaran maupun perdagangan. Lewat perkembangan digital, saat ini bertransaksi pun menjadi cepat, murah, mudah, dan aman.

"Ini mengapa perkembangan ekonomi dan keuangan digital pesat, kita tercatat dengan negara startup ekonomi dan keuangan digital terbanyak nomor 6 di dunia atau terbanyak di ASEAN. Jangan heran, kalau Indonesia jadi epicentrum of growth ASEAN," ujar Destry dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) di JCC Jakarta, Rabu (10/5/2023).

Bank Indonesia sejak 2019 telah menginisiasi blueprint sistem pembayaran menggunakan QR Indonesia. Perkembangannya saat ini, kata Destry sungguh signifikan.

Destry menyebut, hingga April 2023, merchant atau pedagang yang menggunakan QRIS telah mencapai 25,4 juta merchant. Di mana, unit usaha tersebut sebagian besar adalah UMKM.

Sementara itu, di awal 2022, BI pun mengembangkan sistem pembayaran BI FAST, di mana masyarakat bisa melakukan transfer uang selama 24 jam dalam 7 hari, dengan berbiaya murah Rp 2.500 per satu kali transfer. Perkembangan BI Fast pun, kata Destry juga begitu signifikan.

"Baru satu kuartal di 2023 (Januari-Maret), transaksi sudah mencapai Rp 1.133 triliun. Pencapaian ini tidak bisa sendiri. Begitu juga pada ekonomi digital yang kompleks. Tapi, punya potensi besar, khususnya Indonesia dengan jumlah penduduk 273 juta dan wilayah yang tersebar, maka peningkatan ekonomi digital menjadi satu keharusan," jelas Destry.

Lewat FEKDI 2023, Destry berharap, menjadi momentum untuk meningkatkan kolaborasi dengan otoritas berbagai negara, apalagi di tengah Indonesia menjadi keketuaan ASEAN 2023.

"BI telah resmi launching QRIS antar negara Indonesia, Malaysia sebagai langkah perkuat dan meningkatkan kerja sama konektivitas pembayaran untuk mendukung pembayaran lintas batas yang lebih cepat, lebih murah, transparan dan inklusif di kawasan Asia Tenggara," jelas Destry.


(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Kiamat' Uang Kertas Nyata Melanda RI, Ini Bukti Terbaru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular