
AS Hengkang dari Proyek Kebanggaan Jokowi, Ini Penggantinya..

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan petrokimia asal Amerika Serikat (AS) Air Products and Chemicals telah mengundurkan diri dari proyek hilirisasi yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yakni hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) di Muara Enim, Sumatera Selatan.
Artinya, Air Products juga hengkang dari konsorsium bersama dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan juga PT Pertamina (Persero).
Atas hengkangnya Air Products itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengungkapkan, bahwa suda ada yang berminat menggantikan perusahaan asal AS itu, yakni perusahaan asal China.
"Paling ada China, tapi China bisa atau tidak? belum tahu, nanti zonk lagi," ungkap Menteri Arifin saat ditemui di Gresik, Jawa Timur, dikutip Jumat (5/5/2023).
Menteri Arifin pun mengungkapkan alasan kenapa Air Products hengkang dari konsorsium proyek DME, diantaranya adalah, perusahaan lebih tertarik untuk berinvestasi di negerinya yaitu AS.
"Air Products lebih tertarik investasi di negerinya. Mungkin juga itu (terlalu lama)," ungkap Menteri Arifin.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa sudah ada perusahaan asal China yang menawarkan diri untuk menjadi pengganti Air Products di proyek hilirisasi batu bara di Indonesia. Dia mengatakan pihaknya akan melihat perkembangan dari perusahaan tersebut Mei 2023 mendatang.
"Kalau China menawarkan diri sudah sih kemarin, kita akan coba lihat bulan Mei," ujarnya saat konferensi pers di Kemenko Marves, dikutip Jumat (14/4/2023).
Adapun masih terdapat tahapan yang masih harus dilakukan dalam mencari pengganti Air Products. Dia juga mengatakan bahwa Air Products sendiri diklaim menggunakan teknologi yang berasal dari China.
"Saya kira masih ada tahapan yang kita lebih giatkan lagi, Air Products itu kan teknologinya dari China juga ya," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, usai hengkangnya perusahaan petrokimia asal Amerika Serikat (AS) dari proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) beberapa waktu lalu, dikabarkan banyak investor baru yang mengantre untuk menggantikannya.
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Triharyo Soesilo mengatakan, perusahaan China berpotensi menjadi investor potensial karena merupakan produsen DME dengan jumlah besar, mencapai 12 juta ton.
"Kan DME terbesar di China 12 juta ton di sana jadi udah pengalaman biasa sih pengalaman Pertamina," kata Triharyo pada acara Pupuk Indonesia Clean Ammonia Forum (PICAF) 2023, di Jakarta, Kamis, (30/3/2023).
"Banyak (investor China) yang berminat. Silahkan PTBA cari," ungkap Triharyo. Selain itu, Triharyo tidak menutup kemungkinan jumlah investor baru tersebut lebih dari satu.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca AS Hengkang, Proyek Kesayangan Jokowi Dikaji Ulang
