
Ada Kabar Buruk dari IMF soal Sektor Perbankan, Berani Baca?

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva memperkirakan lebih banyak kelemahan akan terungkap di sektor perbankan. Hal ini disampaikan beberapa jam setelah First Republic Bank diselamatkan oleh JPMorgan Chase.
Berbicara di Konferensi Global Institut Milken 2023 di Beverly Hills di California, Amerika Serikat (AS) pada Senin (1/5/2023), Georgieva mengungkapkan beberapa hal yang menjadi kelemahan pada sektor yang tengah mengalami krisis dalam beberapa waktu terakhir.
Dia mengatakan transisi cepat dari suku bunga rendah ke suku bunga yang jauh lebih tinggi berperan dalam mengungkap kelemahan di bank-bank tertentu. Georgieva juga menambahkan bahwa masalah yang muncul kemungkinan belum berakhir.
"Itu tidak berarti bahwa kita memiliki 'izin masuk gratis'. Itu tidak berarti bahwa tidak akan ada lagi kerentanan yang akan datang," katanya, sebagaimana diwartakan Reuters, menanggapi para investor yang sebelumnya mengatakan di sela-sela konferensi bahwa mereka khawatir akan ada lebih banyak drama di masa depan pada sektor tersebut.
IMF menyambut baik tindakan cepat oleh regulator AS untuk merebut First Republic dan menemukan pembeli, tetapi mencatat bahwa ketahanan sistem keuangan global terus diuji dengan tekanan yang nyata di sejumlah institusi dan pasar.
Georgieva mengatakan apa yang penting dalam penyelamatan terbaru adalah seberapa cepat simpanan berpindah dari First Republic. Ia mengatakan kecepatan itu sebagian karena kekuatan media sosial.
Namun dia juga memuji regulator dan mengatakan dia mengharapkan untuk melihat "peraturan dan pengungkapan baru bagaimana kita menangani tantangan ini."
IMF bulan lalu memangkas prospek pertumbuhan global 2023 karena suku bunga yang lebih tinggi. Meski begitu, badan ini memperingatkan bahwa gejolak sistem keuangan yang parah dapat memangkas output ke tingkat yang mendekati resesi.
Dikatakan risiko masalah beruntun telah diatasi oleh tindakan kebijakan yang kuat setelah kegagalan dua bank regional AS dan penggabungan paksa Credit Suisse. Namun gejolak itu menambah lapisan ketidakpastian di atas inflasi yang sangat tinggi dan efek dari perang Rusia di Ukraina.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IMF Wanti-wanti BI, Tegas Jika Hadapi Guncangan Ini!
