
Pak Jokowi, Investasi Tokcer, Serapan Tenaga Kerja Kok Seret?

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena realisasi investasi tokcer yang diikuti penyerapan tenaga kerja rendah masih saja terjadi.
Data Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan realisasi investasi kuartal I-2023 mencapai Rp 328,9 triliun, dan hanya menyerap 384.892 Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Hal ini jelas tidak berbanding lurus.
"Memang idealnya padat karya itu berbanding lurus, tapi investasi yang masuk tidak padat karya, tapi sebagian besar (investasi masuk) high tech," papar Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers, dikutip Selasa (2/5/2023).
Sejak 2019, dia mengakui bahwa penyerapan tenaga kerja di Indonesia dari realisasi investasi memang tidak pernah mampu menyerap hingga jutaan tenaga pekerja.
Menurut data BKPM, di Indonesia penyerapan tenaga kerja hanya berkisar antara 235.401 orang hingga 384.892 orang. Penyerapan tenaga kerja terbanyak tercatat terjadi pada kuartal I-2023 yang mencapai 384.892 orang.
Jika dirinci, Bahlil menuturkan sektor terbesar dalam PMA adalah industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya sebesar US$ 2,9 miliar. Sektor ini kemudian diikuti oleh transportasi, gudang dan telekomunikasi US$ 1,2 miliar dan industri kimia dan farmasi US$ 1,1 miliar.
"Ini gak bisa diapa-apain ini, ini teknologi semua," ujar Bahlil.
"Selanjutnya pertambangan ini mesin, kalau Freeport tidak lagi manusia, sudah robot semua, sudah kayak game, begitu canggihnya sekarang fasilitas teknologi yang ada," tambahnya
Meski demikian, mantan ketua HIPMI ini memastikan pemerintah tetap mengupayakan penambahan tenaga kerja.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Cetak Rekor Investasi di 2022, Tapi Serapan Kerja Kecil