
Ada Skandal Uji, Apa Hubungan Daihatsu dan Toyota Retak?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada Selasa (2/5/2023), Daihatsu global mengeluarkan pernyataan resmi permintaan maaf karena telah memanipulasi hal tes keselamatan pengajuan izin atas empat model kendaraan, yakni Perodua Axia, Toyota Vios, Toyota Agya, dan satu model yang baru akan diluncurkan. Pihak Toyota menganggap ini sebagai penghianatan.
Parahnya, seluruh mobil tersebut sudah diproduksi sebanyak 88.000 unit dan dipasarkan ke Malaysia, Thailand, Indonesia, Arab Saudi, UEA, Kuwait, dan Meksiko. Ironisnya, seluruh merek tersebut bukanlah diproduksi oleh Toyota, melainkan oleh afiliasinya, yakni Daihatsu.
Sebelum kasus ini kolaborasi Toyota-Daihatsu secara global sangat berjalan baik dan sudah berjalan mapan sejak hampir enam dekade silam.
Seperti yang diketahui, Toyota dan Daihatsu adalah dua merek pabrikan Jepang yang berbeda. Daihatsu berdiri pada 1 Maret 1907 sedangkan Toyota baru ada 30 tahun kemudian. Keduanya sama-sama berfokus pada industri otomotif dan saling bersaing memperebutkan takhta raja mobil di Jepang.
Mengutip laman Toyota-Global, kolaborasi keduanya baru terjadi pada tahun 1967. Kala itu, pemerintah Jepang membuat kebijakan tentang liberalisasi modal yang mengharuskan terjadinya pengelompokan bisnis yang sama. Dalam hal ini, Toyota dan Daihatsu diminta untuk bersatu.
Namun, kedua perusahaan menolak ide ini dan memilih untuk bekerjasama secara resmi. Pada 9 November 1967, Toyota dan Daihatsu mencapai kata mufakat untuk melakukan kerjasama dan persaingan bisnis secara sehat untuk meningkatkan daya saing industri otomotif nasional Jepang. Singkatnya, kedua pihak membuat semacam 'mobil kembar'.
Produk pertama kedua perusahaan ini adalah saat memproduksi mobil sedan 1.000 cc pada 1969. Daihatsu bermerek Berlina dan Toyota mengusung merek Publica. Meski berbeda merek, mobil tersebut diproduksi oleh pabrikan Daihatsu.
Akan tetapi, tetap saja Toyota yang jadi sorotan utama dalam kedua kolaborasi ini. Barangkali, ini disebabkan karena pabrikan Toyota saat itu menjelma menjadi produsen mobil terbesar di Jepang. Selain itu, Toyota juga dikenal masyarakat sebagai pabrikan penghasil mobil berkualitas tinggi. Salah satu yang terkenal dari Toyota adalah Corolla, sedan terlaris di dunia.
Di Indonesia, kolaborasi keduanya makin terasa karena lisensi Toyota dan Daihatsu dipegang oleh induk perusahaan yang sama, yakni PT Astra International yang didirikan oleh taipan William Soerjadjaja pada 1957. Di tangan William, Toyota dan Daihatsu menjadi raja jalanan dan mesin pendulang kekayaan bagi dirinya.
Saat Toyota-Daihatsu mesra di tanah air, kabar mengejutkan datang dari Jepang. Mengutip laman resmi Daihatsu, pada 1998, Toyota membeli 51% kepemilikan saham Daihatsu. Sejak itulah Daihatsu yang awalnya mitra menjadi anak perusahaan Toyota International.
Di Indonesia, kolaborasi keduanya paling terasa dan mesra saat Astra meluncurkan mobil kembar, Avanza dan Xenia pada 11 September 2003.
Saat pertama kali diluncurkan mobil itu tersedia dalam dua model, yakni model E dan G. Keduanya bertransmisi manual dengan mesin 1.300 cc yang sangat hemat bahan bakar. Perbedaan keduanya hanya terletak pada fitur-fiturnya saja. Model G lebih banyak, futuristik, dan juga lebih mahal.
Keberadaan dua merek itu menjadi jawaban masyarakat yang ingin membeli mobil dengan harga tidak seperti Kijang. Masyarakat yang tidak punya uang untuk membeli Kijang, mereka lantas membeli salah satu dari kedua produk Astra tersebut.
Dan karena keduanya menjadi raja jalanan, hasil kolaborasi itu memberi kesan positif bagi perkembangan Astra, Toyota, dan Daihatsu di Indonesia.
(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Skandal Daihatsu, Bos Toyota Kesal Bilang Begini