Terungkap! Biaya Bikin Holding Baterai Butuh Rp192 Miliar

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
12 April 2023 15:40
Infografis/ Diumumkan Hari ini, Ini 8 Fakta Indonesia Battery Corporation/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/ Diumumkan Hari ini, Ini 8 Fakta Indonesia Battery Corporation

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah resmi membentuk Indonesia Battery Corporation alias IBC pada 2021 lalu. Adapun pembentukan holding baterai diharapkan untuk memperkuat konsolidasi rantai pasok baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC), Toto Nugroho menjelaskan IBC sendiri merupakan induk usaha gabungan empat perusahaan pelat merah dengan modal awal sebesar Rp 192 miliar. Keempatnya yakni MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT PLN (Persero), dan PT Pertamina (Persero).

"Jadi sebenarnya dari pemegang saham itu kami diberi modal awal waktu itu total Rp 192 miliar setelah itu dibagi ke 4 pemegang saham," kata Toto dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Rabu (12/4/2023).

Menurut Toto, karena nantinya pendanaan akan lebih banyak dari partner bisnis, maka IBC tidak menggunakan modal awal tersebut untuk mengembangkan proyek baterai kendaraan listrik. Namun proyek baterai kendaraan listrik mayoritas akan dibiayai oleh investasi yang dilakukan dengan para mitra perusahaan.

"Tentunya untuk baterai kendaraan listrik dari luar kalau kendaraan listrik (Gesits) milik kita," ujarnya.

Seperti diketahui, dalam induk usaha gabungan tersebut, MIND ID bersama Antam bertindak sebagai penyedia bijih nikel untuk bahan baku utama pembuatan baterai. Pertamina menjalankan bisnis manufaktur produk hilir meliputi pembuatan battery cell dan lainnya.

Sementara, PLN akan menyediakan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan lain sebagainya. Porsi kepemilikan saham masing-masing BUMN tersebut adalah sebesar 25%.

Tak tanggung-tanggung, IBC bahkan bakal mengantongi investasi senilai US$ 15 miliar atau sekitar Rp 225 triliun (kurs Rp 15.000) dari hasil kerja sama dengan dua raksasa baterai dunia. Keduanya adalah PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) asal China dan LG Energy Solution (LGES) asal Korea Selatan.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penjualan Mobil Listrik di RI Melejit Hingga 200%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular