Pertamina Kocek Rp 8,9 Triliun buat Penangkal Petir Kilang

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Selasa, 04/04/2023 15:42 WIB
Foto: Produksi BBM jenis Pertamax di kilang Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Refinery Unit (RU) IV Cilacap setiap tahun terus mengalami peningkatan. (Dok.Pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) membangun sistem penangkal petir di setiap kilang pengolahan minyak guna mencegah terjadinya kebakaran. Perlu diketahui, salah satu penyebab terjadinya kebakaran kilang adalah karena dipicu adanya petir atau lightning.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan perseroan telah mengeluarkan biaya US$ 600 juta atau sekitar Rp 8,9 triliun (asumsi kurs Rp 14.913 per US$) untuk membangun sistem penangkal petir dua lapis di seluruh kilang perseroan.

"Lightning protection di Cilacap saat itu tanggal 3 Desember 2022 terjadi petir sampai 17 kali dan Cilacap aman. Yang kita bangun sudah mencegah kejadian serupa yang terjadi di Balongan. Kita sudah spending US$ 600 juta untuk membangun ketahanan dua lapis itu," ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Jakarta, Selasa (4/4/2023).


Dia mengatakan, saat ini telah dibangun sistem penangkal petir yang dibangun dalam dua lapis pada setiap kilang BBM.

"Pertama, petir, yang dilengkapi dan dibangun di semua kilang adalah lightning protection system, sudah selesai dibangun 2 lapis, di equipment dan di tower," jelasnya.

Adapun, langkah lain yang dilakukan oleh Pertamina untuk mencegah terjadinya kebakaran yakni dengan antisipasi overflow, lonjakan temperatur gas hidrogen yang tiba-tiba atau high temperature hydrogen attack, dan sulfidation yakni mengolah minyak sulfur tinggi dengan nilai ekonomis.

"Belajar dari kasus-kasus yang ada dan refinery lainnya. Namun kembali lagi kita lakukan terus upaya ini, karena kita sama-sama tahu kilang yang dioperasikan adalah kilang tua," tandasnya.

Sebelumnya, sebuah insiden berupa ledakan terjadi di area gas compressor kilang milik PT Pertamina (Persero) di Dumai, Riau, Sabtu (1/4/2023) malam. Peristiwa itu menyebabkan lima orang pekerja menjadi korban.

Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh kebocoran gas hidrogen. Dia mengatakan kejadian dimulai pada pukul 22.42 waktu setempat dengan munculnya api pada pipa enam inci di kompresor gas.

Selang sekitar 9 menit kemudian, api pun berhasil dipadamkan.

Kilang Dumai ini merupakan kilang terbesar ketiga di Indonesia dengan total kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 170 ribu barel per hari (bph) atau 16,5% dari total kapasitas kilang Pertamina.

Diketahui saat ini, proses investigasi penyebab insiden masih dalam proses penyelidikan. Adapun jumlah korban yang mendapatkan pertolongan pertama karena terkena pecahan kaca bertambah dari 5 orang menjadi 9 orang pekerja di ruang operator dan semuanya sudah kembali ke rumah masing-masing setelah mendapatkan perawatan di RS Pertamina Dumai.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina Masih Akan Tingkatkan Pasokan BBM 5 Tahun Ke Depan