Kronologi Jokowi Impor Beras 2 Juta Ton, Keputusan Tepat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Polemik impor beras sebanyak 2 juta ton yang diperintahkan ke Perum Bulog seakan tak ada habisnya. Sebelumnya di tahun 2022 pemerintah telah membuka keran impor beras sebanyak 500 ribu ton.
Tahun ini Badan Pangan Nasional (Bapanas) kembali menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor beras sebanyak 2 juta ton. Alasan dari penugasan tersebut tak terlepas untuk menjaga ketahanan pangan nasional hingga akhir tahun 2023.
"Kami menugaskan Perum Bulog untuk melaksanakan pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) dari luar negeri sebesar 2 juta ton, sampai dengan akhir Desember 2023," tulis Kepala Bapanas Arief Prasetyo melalui Surat Penugasan Pengadaan CBP, seperti dikutip, Kamis (30/3/2023).
Dalam surat penugasan tersebut disebutkan bahwa pengadaan sebanyak 500 ribu ton pertama agar dilaksanakan secepatnya, atau segera. Padahal sebelumnya, pada Jumat (17/3/2023) lalu di Pasar Kramat Jati, Arief menuturkan, pengadaan beras dari luar negeri atau rencana impor beras sebanyak 500 ribu ton tidak akan dilakukan dalam waktu dekat, sebab saat ini masih dalam masa panen raya.
"Jangan lagi panen raya kita impor beras. (Kalau seperti itu) berarti tidak ada panen raya dong," tuturnya.
Pada saat itu dia mengatakan, pihaknya masih belum bisa memutuskan kapan akan dilakukannya rencana impor beras, sebab menurutnya rencana impor masih perlu untuk dibahas dan dikaji dengan melihat hasil perhitungan dari produksi nasional.
"Kita tunggu hasil hitungan beras yang mulai panen Maret ini. Kalau cukup, (berarti) sudah gak ada diskusi (untuk impor) lagi. Kalau tidak cukup harus diantisipasi," ujarnya pada saat itu.
![]() Polda Banten mengamankan barang bukti dugaan penyimpangan distribusi beras impor premium milik Bulog di Polda Banten, Kota Serang, Banten, Jumat (10/2/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky) |
Namun demikian, seusai digelarnya rapat terbatas dengan topik ketersediaan bahan pokok dan persiapan arus mudik Idul Fitri 1444 H, Presiden Joko Widodo bersama seluruh menteri kabinetnya, serta Kepala Bapanas pada (24/3/2023) lalu, telah diputuskan akan dilakukannya impor beras sebanyak 2 juta ton sampai dengan akhir tahun 2023 untuk mengantisipasi stok CBP.
Stok CBP yang disimpan Bulog mengkhawatirkan. Bulog hanya memiliki sisa beras 227 ribu ton. Jumlah itu dianggap bahaya karena Bulog memiliki sejumlah penugasan dan harus memiliki stok beras yang cukup.
"Hari ini Pak sisa beras kita hanya 227 ribu ton (CBP & komersil). Kalau kita kurangi 210 ribu berarti kita hanya tinggal 17 sampai 18 ribu ton. Belum kita tetap malaksanakan operasi pasar," ungkap Buwas saat Rapat Dengar Pendapat di Komisi IV DPR Senayan, Jakarta, Senin (27/3/2023).
Buwas mengungkapkan awalnya Bulog diprediksi bisa menyerap gabah petani setidaknya 70% dari potensi panen 2,4 juta ton. Namun kenyataan di lapangan justru sebaliknya. Bulog sulit bersaing dengan swasta untuk menyerap beras petani. Belum lagi ada praktik-praktik penimbunan.
Bulog baru mendapatkan sokongan beras dari penggilingan sebanyak 60 ribu ton, ini pun belum pasti karena tidak ada kesepakatan tertulis. Sedangkan beras yang didapat dari petani sebanyak 55 ribu ton. Jumlah itu kemudian dibagi menjadi 2 dimana 23 ribu ton digunakan untuk CBP dan 32 ribu ton untuk beras komersil.
"Sudah terserap 55 ribu ton. (Serapan) Kecil sangat kecil," ucapnya.
Nah masalahnya dengan stok beras yang sedikit, Bulog harus menyalurkan bansos berupa beras untuk 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Dengan masing-masing keluarga akan mendapatkan sebanyak 10 kg beras setiap bulannya atau sekitar 210 ribu ton. Maka, Bulog harus menyediakan stok beras untuk bansos setidaknya 630 ribu ton. Belum lagi operasi beras SPHP.
"Kalau kita jumlahkan kita kekurangan untuk menutupi dalam waktu singkat ini 500 ribu ton untuk menutupi bansos dan operasi pasar sampai 3 bulan," ucap Buwas.
Rencana impor beras sebelumnya dibocorkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat RDP dengan Komisi VI DPR.
"Kemarin dipimpin Presiden (Jokowi) sudah memutuskan kapan pun diperlukan kita bisa masuk lagi 500 ribu," ungkap Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Rabu malam (15/3/2023).
Zulhas menjelaskan opsi impor beras dilakukan karena stok beras yang dimiliki Bulog. Angkanya tak sampai 1 juta ton.
"Karena stok Bulog biasanya 1,2 juta sekarang kalau gak salah sekitar 300-an (ribu ton)," sebutnya.
(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penampakan Surat Rahasia RI Mau Impor Beras 2 Juta Ton
