3 Bukti Sahih Eropa di Ambang 'Kiamat' Air & Kekeringan
Jakarta, CNBC Indonesia - Kekeringan di Eropa makin parah. Bahkan, sebuah penelitian dari Graz University of Technology di Austria mengatakan situasi air di negara-negara Eropa saat ini sangat genting.
Eropa sendiri telah mengalami kekeringan sejak 2018. Kini, negara-negara di seluruh Benua Biru itu telah berjuang dengan air, bahkan selama musim dingin.
"Di Italia utara, Prancis, dan Spanyol, situasi tersebut menimbulkan kekhawatiran akan pasokan air untuk penggunaan manusia, pertanian, dan produksi energi," menurut laporan terbaru Pusat Penelitian Bersama UE (JRC) tentang kekeringan di Eropa.
Laporan tersebut juga menyebut wilayah Eropa dan Mediterania dapat mengalami musim panas ekstrem lainnya tahun ini. Komisi Eropa mengatakan bahwa ini bisa menjadi musim panas yang lebih kering daripada tahun-tahun sebelumnya, di mana curah hujan dalam beberapa minggu mendatang sangat penting untuk menentukan situasi ke depan.
Berikut fakta-fakta terkait 'kiamat' air di negara-negara Eropa, mengutip Euronews, Rabu (29/3/2023).
1. Sebulan tanpa hujan di Prancis
Pada 20 Februari tahun ini, Prancis memecahkan rekor dengan melewati 32 hari berturut-turut tanpa hujan. Negara ini mengalami musim dingin terkering dalam lebih dari 60 tahun.
Hujan salju di Pegunungan Alpen Prancis, Pyrenees, dan pegunungan lainnya juga jauh lebih rendah dari biasanya tahun ini. Curah hujan ini sangat penting untuk mengisi sungai dan waduk, yang memicu kekhawatiran akan persediaan selama sisa tahun ini.
Hampir semua departemen Prancis terkena dampak pembatasan air pada tahun 2022 dan 700 kota di negara tersebut mengalami kesulitan pasokan air minum.
Menteri Lingkungan Hidup Prancis Christophe Béchu mengumumkan awal tahun ini bahwa pemerintah sedang mengerjakan rencana "anti-kekeringan" dalam menghadapi krisis. Dia mengatakan konsumsi air rata-rata 150 liter per orang per hari tidak berkelanjutan dan meminta semua industri untuk mengurangi penggunaannya.
Salah satu solusi yang dicari Prancis adalah mendaur ulang lebih banyak air limbah. Hanya 77 dari total 33.000 pabrik pengolahan di negara ini yang saat ini dilengkapi dengan sistem pengolahan daur ulang. "Setiap rencana untuk mengurangi konsumsi harus mencakup peningkatan pemrosesan ulang air limbah," kata Béchu.
Dia juga memperingatkan bahwa 100 prefek departemen negara itu tidak boleh ragu untuk menerapkan pembatasan air lokal tahun ini mengingat situasi genting saat ini.
2. Kekeringan jangka panjang di Spanyol
Di timur laut Spanyol, kekeringan telah mencapai proporsi yang luar biasa, menurut layanan cuaca Aemet. Situasi yang memprihatinkan disebabkan oleh suhu tinggi dan curah hujan rendah selama tiga tahun terakhir.
Pasokan air minum untuk enam juta orang yang tinggal di wilayah metropolitan Barcelona kini terancam. Situasi Waduk Sau sekitar 9% dari total kapasitasnya dan pejabat telah membuat keputusan untuk memindahkan ikan agar tidak mati lemas.
Air telah dialihkan ke reservoir yang berbeda di wilayah tersebut untuk mencegah krisis air. Aemet mengatakan meskipun sedikit pulih selama musim dingin musim kemarau terus berlanjut di seluruh Spanyol dalam kondisi kekeringan sejak Januari 2022.
Situasi di Catalonia sangat kritis, di mana tingkat air di waduk di wilayah tersebut jauh di bawah rata-rata. Pembatasan sudah diberlakukan untuk penggunaan air pertanian dan industri, sementara penduduk tidak dapat menggunakan air minum untuk mencuci mobil atau mengisi kolam renang.
3. Ancaman Besar di Italia
Italia adalah salah satu negara Eropa yang paling terpukul oleh kekeringan tahun lalu dengan pemerintah mengumumkan keadaan darurat di lima wilayah.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Menteri Lingkungan Gilberto Pichetto Fratin mengatakan pemerintah sedang menyiapkan paket 7,8 miliar euro atau sekitar Rp 127 triliun untuk membantu negara mengatasi krisis air.
Perdana Menteri Giorgia Meloni mengatakan kepada parlemen pada 21 Maret bahwa "rencana air nasional" sedang dikerjakan. Ini akan mencakup perbaikan infrastruktur dan kampanye kesadaran tentang perlunya menghemat sumber daya.
Pada tahun 2022, lembah Po, sungai terpanjang di negara itu mengalami kekeringan terburuk dalam 70 tahun. Akibatnya kekurangan air mempengaruhi segala hal mulai dari pertanian hingga pembangkit energi hijau.
Sekarang jutaan orang di daerah yang rentan kekeringan, seperti Lombardy dan Piedmont, akan menghadapi lebih banyak pembatasan tahun ini. Danau Garda di bagian utara negara itu telah mengering dan permukaan air yang rendah di kanal-kanal Venesia yang terkenal membuat perahu tidak mungkin melewatinya.
Tetapi kurangnya curah hujan dan cuaca panas bukanlah satu-satunya masalah krisis air. Menurut Institut Statistik Nasional Italia (ISTAT), Italia mengambil lebih banyak air minum dari danau, sungai, dan waduknya daripada negara lain manapun di Uni Eropa.
ISTAT juga baru-baru ini mengungkapkan bahwa saluran air Italia kehilangan 42% air yang dibawanya pada tahun 2020. Itu adalah proporsi tertinggi yang pernah tercatat. Satu dari setiap empat kota kehilangan lebih dari 55% air karena kebocoran dan di lima dari tujuh wilayah kebocorannya ini semakin parah.
(luc/luc)