Internasional

Tanda 'Kiamat' Jelas di Eropa, Satu Benua Terancam Kekeringan

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
16 June 2023 21:55
Sheep graze along the dried bed of the Guadiana river during a severe drought in the Cijara reservoir, in Villarta de los Montes, Spain, August 6, 2022.  A prolonged dry spell and extreme heat that made last July the hottest month in Spain since at least 1961, have left Spanish reservoirs at just 40% of capacity on average in early August, well below the ten-year average of around 60%, official data shows.REUTERS/Susana Vera
Foto: REUTERS/SUSANA VERA

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota parlemenĀ Eropa mengeluarkan peringatan keras tentang meningkatnya krisis air di kawasan itu menjelang musim panas ekstrem. Mereka mengatakan bahwa saat ini perlu langkah-langkah mendesak untuk menanggulanginya.

Berbicara pada sesi pleno Parlemen Eropa berjudul 'Krisis Air di Eropa' pekan ini, anggota parlemen menyerukan peningkatan tindakan untuk melestarikan dan meningkatkan sumber daya air, yang telah dipengaruhi oleh penurunan permukaan air tanah karena krisis iklim terus meningkat.

"Citra satelit Copernicus bertindak sebagai konfirmasi yang menyedihkan bahwa banyak bagian dari serikat pekerja menghadapi kesulitan yang hebat," kata Komisaris Uni Eropa (UE) untuk Energi Kadri Simson dalam pidato pembukaannya dikutip CNBC International, Sabtu (17/6/2023).

"Beberapa daerah mengalami kelangkaan air karena kekeringan, sementara yang lain menderita banjir. Sebagian besar menderita akibat pencemaran air tetapi tidak ada yang baru," tambahnya.

Temperatur yang memecahkan rekor selama musim semi dan gelombang panas musim dingin yang bersejarah telah mengambil korban yang terlihat di sungai dan lereng ski di kawasan itu. Sementara itu, protes pecah karena kekurangan air di Prancis dan Spanyol.

Simson mengatakan UE telah menerapkan undang-undang yang kuat untuk melindungi sistem air sejak tahun 1970-an tetapi mengakui bahwa undang-undang dan cara penerapannya belum dapat secara signifikan mengatasi persoalan ini.

"Kami telah mencapai titik di mana kami perlu mengambil pendekatan yang berbeda," tambahnya. "Janganlah kita menjadi benua yang mempelajari nilai air setelah sumur mengering," katanya lagi.

Sesi pleno ini berlangsung tak lama setelah Badan Lingkungan Eropa memperingatkan bahwa wilayah itu menghadapi musim panas yang lebih sering dan kekeringan ekstrim, banjir, gelombang panas, kebakaran hutan, dan peningkatan penyakit akibat cuaca.

Badan lingkungan UE, dalam sebuah laporan yang diterbitkan Rabu, menggambarkan prospek keseluruhan sebagai pesimistis. Badan itu menyebut semua negara UE harus dapat berbuat lebih banyak untuk membatasi efek negatif dari cuaca ekstrem musim panas ini.

Beberapa langkah yang disarankan termasuk kota-kota yang meningkatkan jumlah pohon dan ruang air, yang dapat menurunkan suhu dan mengurangi risiko banjir. Selain itu, petani juga dimohon agar mengadaptasi varietas tanaman dan mengubah tanggal penaburan.

"Kami melihat konsekuensi dari krisis iklim dan kami melihat ini lebih jelas dari sebelumnya. Eropa dipengaruhi oleh kekeringan, sungai-sungai mengering, dan pertanian berada di bawah tekanan, alam menderita," kata anggota parlemen Denmark Christel SchaldemoseĀ menurut sebuah terjemahan.

"Kita harus melakukan segala daya kita untuk mencoba dan menghentikan dampak perubahan iklim dan memang untuk melawannya. Namun, penting juga bagi kami untuk memahami cara mengelola air minum kami," tegasnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Bukti Sahih Eropa di Ambang 'Kiamat' Air & Kekeringan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular