Internasional

Xi Jinping Temui Putin, Aliansi Barat Harap-Harap Cemas

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
20 March 2023 11:25
TOPSHOT - Russian President Vladimir Putin (L) and Chinese President Xi Jinping pose during their meeting in Beijing, on February 4, 2022. (Photo by Alexei Druzhinin / Sputnik / AFP) (Photo by ALEXEI DRUZHININ/Sputnik/AFP via Getty Images) Foto: Sputnik/AFP via Getty Images/ALEXEI DRUZHININ

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Xi Jinping bertemu di Moskow, Senin (20/3/2023). Kedekatan dua negara menjadi 'ancaman' bagi aliansi Barat yang tengah mendukung Ukraina.

Dalam pertemuan tersebut, Xi mengatakan proposal Beijing tentang penyelesaian krisis Ukraina mencerminkan pandangan global dan berusaha untuk menetralisir konsekuensinya, tetapi mengakui bahwa solusinya tidak mudah.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada awal kunjungannya ke Moskow, Xi juga menyerukan pragmatisme di Ukraina.

"Proposal China (makalah 12 poin yang dirilis bulan lalu) mewakili sebanyak mungkin kesatuan pandangan masyarakat dunia," tulis Xi dalam sebuah artikel di Rossiyskaya Gazeta, sebuah harian yang diterbitkan oleh pemerintah Rusia, menurut terjemahan Reuters.

"Dokumen tersebut berfungsi sebagai faktor konstruktif dalam menetralkan konsekuensi krisis dan mempromosikan penyelesaian politik. Masalah yang kompleks tidak memiliki solusi yang sederhana."

Xi telah berusaha menghadirkan China sebagai pembawa perdamaian global dan menempatkan diri sebagai kekuatan besar yang bertanggung jawab. China secara terbuka tetap netral dalam konflik Ukraina, sambil mengkritik sanksi Barat terhadap Rusia dan menegaskan kembali hubungan dekatnya dengan Moskow.

Xi juga menulis resolusi damai untuk situasi di Ukraina akan memastikan stabilitas produksi global dan rantai pasokan.

Dia menyerukan jalan keluar yang rasional dari krisis, yang akan ditemukan jika setiap orang dipandu oleh konsep keamanan bersama, komprehensif, bersama dan berkelanjutan, dan melanjutkan dialog dan konsultasi dengan cara yang setara, bijaksana, dan pragmatis.

Xi mengatakan bahwa perjalanannya ke Rusia bertujuan untuk memperkuat persahabatan antara kedua negara. "Kemitraan menyeluruh dan interaksi strategis, di dunia yang terancam oleh tindakan hegemoni, despotisme, dan perundungan," katanya.

"Tidak ada model pemerintahan universal dan tidak ada tatanan dunia di mana kata yang menentukan adalah milik satu negara," tulis Xi. "Solidaritas global dan perdamaian tanpa perpecahan dan pergolakan adalah kepentingan bersama seluruh umat manusia."

Dalam sebuah artikel untuk sebuah surat kabar China, yang diterbitkan di situs web Kremlin pada Minggu malam sebelumnya, Putin mengatakan dia memiliki harapan besar untuk kunjungan "sahabat lamanya" Xi. Dia juga menyambut baik kesediaan China untuk menengahi konflik tersebut.

"Kami berterima kasih atas keseimbangan (China) sehubungan dengan peristiwa yang terjadi di Ukraina, untuk memahami latar belakang dan penyebab sebenarnya. Kami menyambut kesediaan Tiongkok untuk memainkan peran konstruktif dalam menyelesaikan krisis," kata Putin.

Masa Kritis

Di waktu yang sama, kedatangan Xi terjadi saat Putin dituduh atas kejahatan perang di Ukraina. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin pada Jumat atas deportasi anak-anak Ukraina ke Rusia sejak dimulainya perang.

Meski begitu, Rusia dilaporkan tetap menyajikan perjalanan Xi sebagai bukti bahwa ia memiliki sekutu kuat yang siap mendukungnya melawan Barat.

Baik Moskow maupun Beijing bukanlah anggota ICC. Namun, dengan menjadikan Putin sebagai buronan di 123 negara hampir pada malam perjalanan Xi, pengadilan telah menyoroti pertemuan yang sudah sensitif bagi pemimpin China.

Jonathan Eyal dari Royal United Services Institute, sebuah think-tank London, menyebut ketika tentara Rusia berjuang di Ukraina dan Amerika Serikat memperingatkan China agar tidak memasok Moskow dengan senjata, Beijing menghadapi pilihan yang ingin dihindarinya.

"Entah mereka tidak melakukan apa-apa dan berisiko melihat Rusia dipermalukan di Ukraina, yang bukan merupakan kepentingan China. Atau mereka datang membantu Rusia dan mengambil risiko kemunduran yang jauh lebih besar dalam hubungan mereka dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya," katanya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

China Atur Kunjungan ke Rusia Bawa Misi Damai


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading