Inflasi AS 6% Februari 2023, Terendah Sejak September 2021
Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Amerika Serikat (AS) naik pada Februari 2023. Namun ini sesuai dengan ekspektasi, di mana dapat memberikan masukan penting terkait kenaikan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed).
Melansir CNBC International, Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa (14/3/2023) melaporkan indeks harga konsumen (CPI) meningkat 0,4% pada Februari, menempatkan tingkat inflasi tahunan sebesar 6%. Laporan tersebut persis sejalan dengan perkiraan Dow Jones.
Tidak termasuk harga makanan dan energi, CPI inti juga naik 0,5% pada Februari dan 5,5% dalam basis 12 bulan. Laporan bulanan tersebut sedikit di atas perkiraan 0,4%, tetapi tingkat tahunan sesuai dengan prediksi.
Bagi The Fed, CPI bulanan yang mengukur harga sekeranjang barang dan jasa, telah menjadi titik data utama dalam keputusannya untuk menaikkan suku bunga selama setahun terakhir. Sejak Maret tahun lalu, suku bunga naik dari nol menjadi 4,5% menjadi 4,75%, level tertinggi sejak 2007.
Selama seminggu terakhir, perhitungan Fed telah berubah secara dramatis. Jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB) senilai US$200 miliar dan gejolak yang berkelanjutan setelahnya, telah menciptakan rintangan yang berat bagi perjuangan keras The Fed untuk menurunkan inflasi dengan menaikkan suku bunga.
Pekan lalu, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan kepada Kongres bahwa AS masih memiliki jalan panjang dalam mengurangi inflasi. Ini menyiratkan bahwa Fed tidak hanya akan terus menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, tetapi juga akan melakukannya secara agresif.
Powell mengatakan dia tidak senang dengan penurunan kecil inflasi pada Januari, ditambah dengan data yang menunjukkan pasar tenaga kerja dan belanja konsumen yang kuat.
"Kami sangat berkomitmen untuk mengembalikan inflasi ke target 2% kami," kata Powell Selasa lalu, mengutip Guardian. "Kami akan tetap di jalur sampai pekerjaan selesai."
Sementara ekonom memperkirakan akibat bencana SVB, Fed tidak akan menyentuh suku bunga, sebuah langkah yang kemungkinan besar akan mengguncang pasar.
Namun keputusan akhirnya diserahkan kepada Powell dan dewan dalam rapat dewan The Fed berikutnya pada 21 dan 22 Maret. Di sana ia baru akan memutuskan soal suku bunga AS.
(pgr/pgr)