Internasional

Korupsi, Eks PM Malaysia Terancam 20 Tahun Penjara

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
10 March 2023 14:06
Badan anti-korupsi Malaysia menangkap mantan Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin pada hari Kamis, (9/3/2023). Ia dituding melakukan penyalahgunaan kekuasaan dan juga pencucian uang. (NurPhoto via Getty Images)
Foto: Badan anti-korupsi Malaysia menangkap mantan Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin pada hari Kamis, (9/3/2023). Ia dituding melakukan penyalahgunaan kekuasaan dan juga pencucian uang. (NurPhoto via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin kini terancam di penjara 20 tahun. Hal ini terkait kasus korupsi yang disangkakan kepadanya.

Ia didakwa menyalahgunakan kekuasaan dan melakukan pencucian uang atas proyek-proyek saat menjadi PM. Muhyiddin sendiri memimpin Malaysia selama 17 bulan, dari 2020 hingga 2021.

"Di sidang pengadilan Kuala Lumpur, jaksa menuduh Muhyiddin menyalahgunakan posisinya sebagai PM, menerima suap sebesar 232,5 juta ringgit (sekitar Rp 795 miliar) di rekening bank milik partainya, Bersatu," tulis Reuters, dikutip Jumat.

"Mantan PM dan pemimpin oposisi itu didakwa dengan empat dakwaan penyalahgunaan kekuasaan dan dua dakwaan pencucian uang," tambah media itu.

"Ia menghadapi 20 tahun penjara jika terbukti bersalah. Dia juga akan dikenakan sanksi keuangan yang berat."

Muhyiddin, sendiri mengaku tidak bersalah atas enam dakwaan. Ia mengatakan tuduhan itu adalah "penganiayaan politik terorganisir".

"Tidak satu sen pun dari uang rakyat masuk ke kantong saya sendiri selama masa jabatan saya sebagai perdana menteri," tegasnya.

Kasus ini akan disidangkan selanjutnya pada 26 Mei. Ia mengatakan dirinya akan menghadapi dakwaan tambahan atas penyalahgunaan kekuasaan pada Senin.

Muhyiddin kini dilepas sementara dengan jaminan namun ia dilarang meninggalkan Malaysia. Sebelumnya, rekening bank partainya dibekukan oleh badan antikorupsi dan dua pemimpin dituduh melakukan penyuapan.

Tuduhan pada Muhyiddin datang hanya tiga bulan setelah dirinya kalah dalam pemilihan umum dengan PM saat ini, Anwar Ibrahim. Ini kemungkinan akan meningkatkan ketegangan politik di Malaysia menjelang pemilihan daerah penting tahun ini.

Diketahui, PM Anwar dalam janji politiknya bertekad untuk mereformasi pemerintahan dan memerangi korupsi yang telah lama menjangkiti Malaysia. Ia menepis tuduhan bahwa kasus Muhyiddin bermotivasi politik.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raja Malaysia Segera Tunjuk PM Baru, Anwar atau Muhyiddin?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular