Raja Malaysia Segera Tunjuk PM Baru, Anwar atau Muhyiddin?

News - Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
22 November 2022 15:40
KUALA LUMPUR, MALAYSIA - 2018/01/24: A foreigner is seen with a Malaysia flag as a background.

Kuala Lumpur or commonly known as KL is the national capital for Malaysia and is the fastest growing metropolitan regions in South-East Asia. The urban city is also well known to the world for tourism and shopping. Kuala Lumpur has a great public transportation for people travel around the city. (Photo by Faris Hadziq/SOPA Images/LightRocket via Getty Images) Foto: Bendera Malaysia (Photo by Faris Hadziq/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah akan segera memilih perdana menteri (PM) berikutnya. Hal itu terjadi pascakrisis politik setelah pemilihan umum digelar Sabtu lalu.

Sebelumnya, pemilihan menghasilkan parlemen gantung yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana tak satu pun dari dua kandidat utama PM, Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yasin, memenangkan suara mayoritas untuk membentuk pemerintahan.

Koalisi Barisan Nasional, yang merupakan petahana, menegaskan tidak akan mendukung salah satu kandidat. Ini merupakan sebuah langkah yang akan mencegah Anwar dan Muhyiddin mencapai mayoritas.

Akibatnya, secara konstitusional, sekarang situasi tergantung pada raja. Raja sebenarnya memainkan peran seremonial, tetapi dapat menunjuk siapa pun yang diyakini akan memimpin mayoritas.

"Saya meminta warga Malaysia untuk menerima setiap keputusan tentang pembentukan pemerintahan. Biarkan saya membuat keputusan segera," kata raja kepada wartawan di luar Istana Negara, Selasa (22/11/2022), dikutip Reuters.

Malaysia sendiri hingga saat ini menikmati dinamika politik yang tak begitu rumit saat kelompok Barisan Nasional yang disokong partai politik Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) memimpin sejak kemerdekaan 1957 hingga hingga kekalahan pertamanya dalam pemilu 2018. Partai ini tumbang tak lama setelah figur utamanya yang juga PM, Najib Razak, digoyang isu korupsi.

Meski begitu, faksi politik itu kembali berkuasa di bawah Ismail Sabri Yaakob pada 2021 setelah runtuhnya dua koalisi dari pertikaian.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Anwar Ibrahim Tolak Hadiah, Sebut Budaya yang Harus Disetop


(miq/miq)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading