Internasional
India Terancam "Tsunami" Besar Gegara Crazy Rich, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - India terancam "tsunami" besar. Negara itu diprediksi mengalami instabilitas politik dan ekonomi dalam beberapa waktu ke depan.
Hal ini sebagai dampak dari skandal keuangan yang menjerat salah satu figur terkaya negara itu. Siapa lagi kalau bukanĀ Gautam Adani.
Awal bulan lalu, Adani terlibat skandal keuangan yang dibongkar lembaga riset Hindenburg Research. Lembaga itu menyebut ada keanehan setelah Adani mendulang kekayaan hingga US$ 100 miliar atau setara Rp 1.500 triliun dalam jangka waktu hanya 3 tahun.
Atas laporan itu, saham perusahaan Adani anjlok. Kekayaannya juga merosot dari yang sebelumnya US$ 147 miliar (Rp 2.272 triliun) menjadi hanya sekitar US$ 42,2 miliar (Rp 641 triliun) saat ini.
Kepala Asia Pasifik di lembaga riset Natixis, Alicia Garcia Herrero, mengatakan dampak dari gejolak Grup Adani dapat memiliki implikasi ekonomi politik bagi India. Apalagi, saat ini tuduhan itu sedang dalam investigasi Mahkamah Agung.
"Kekhawatiran investor atas masalah tata kelola Adani kemungkinan akan bersifat jangka pendek. Namun, perlu dilihat dampak politik jangka panjang mengingat hubungan dekat antara Adani dan Perdana Menteri Narendra Modi," pungkasnya kepada CNBC International, Rabu (8/3/2023).
Gambarannya bisa semakin rumit dengan kepresidenan G20 India tahun ini. India juga saat ini sedang mendekati masa-masa pemilu nasional yang akan diadakan pada Mei 2024 mendatang.
"Saya berpendapat, jika hal-hal harus didorong lebih jauh dan [ada] hubungan yang lebih dekat, dalam hal bagaimana hal ini terjadi dengan Modi, ini bisa menjadi sangat sulit, mengingat G20 dan tentu saja, menjelang pemilu."
Sementara itu, terkait ekonomi dan perbankan, Herrero mengaku melihat perilaku yang sangat berbeda di seluruh lanskap investor. Ia melihat banyak investor Timur Tengah dan Amerika Serikat (AS) yang saat ini justru mengambil sikap mendukung Adani.
"Kami memiliki dana kekayaan negara... pada dasarnya dengan cara mendukung, tentunya di Teluk. Dan kemudian kami memiliki investor khusus di AS seperti yang baru saja kami dengar," tambahnya seraya merujuk pada investasi baru-baru ini oleh GQG Partners yang berbasis di AS, yang membeli saham senilai US$ 1,87 miliar investasi di empat perusahaan portofolio Adani.
Rajiv Jain, Co-founder dan CIO dari GQG Partners, mengatakan kepada CNBC bahwa perusahaannya bertaruh pada grup Adani, meskipun ada gejolak yang sedang berlangsung.
"Kontroversi adalah bagian dari cara Anda mendapatkan pengembalian yang lebih baik," kata Jain.
[Gambas:Video CNBC]
Video: Skandal Menerpa, Taipan Terkaya Asia Turun Tahta
(sef/sef)