Internasional

Konflik China-AS Menuju Babak 'Hidup & Mati', Perang Dunia 3?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Selasa, 07/03/2023 16:10 WIB
Foto: REUTERS/DADO RUVIC

Jakarta, CNBC Indonesia - Perseteruan geopolitik antara China dan Amerika Serikat (AS) makin meruncing. Bahkan, Beijing menyebut hubungan keduanya sedang menuju konflik yang tak terelakkan jika Washington tidak mengubah pendekatannya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China Qin Gang mengatakan ini dikarenakan niatan AS yang dipandang pihaknya sedang berusaha mengalahkan China. Alih-alih konflik militer, Qin menyebut konflik yang sedang dibangun Negeri Paman Sam adalah zero-sum game yang berarti satu pihak menang dan pihak sebelahnya mati.

"Jika AS tidak menginjak rem tetapi terus mempercepat jalan yang salah, tidak ada pagar pembatas yang dapat mencegah tergelincirnya rel, dan pasti akan ada konflik dan konfrontasi," paparnya dalam pernyataan pers di sela-sela Kongres Rakyat Nasional (NPC) China, Selasa (7/3/2023), dikutip The Guardian.


Qin menambahkan dengan membela persahabatan dekat antara China dan Rusia, sebuah hubungan yang diawasi ketat oleh Barat sehubungan dengan perang di Ukraina. Ia mengatakan hubungan itu 'menjadi contoh bagi hubungan luar negeri global'.

"Dengan China dan Rusia bekerja sama, dunia akan memiliki kekuatan pendorong," katanya. "Makin tidak stabil dunia, semakin penting bagi China dan Rusia untuk terus memajukan hubungan mereka."

"Ada kontak dekat antara kepemimpinan kedua negara, dengan hubungan kepala negara yang menjadi jangkar hubungan tersebut. Kemitraan strategis pasti akan tumbuh semakin kuat," tambahnya.

Komentar Qin sejalan dengan pidato pemimpin China, Xi Jinping, kepada delegasi politik pada Senin. Xi menyebut AS sedang melakukan tindakan penindasan terhadap China.

"Negara-negara Barat yang dipimpin oleh AS telah menerapkan penahanan, pengepungan, dan penindasan menyeluruh terhadap China, yang telah membawa tantangan berat yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi pembangunan negara kita," ujarnya.

Hubungan China-AS telah memburuk tajam dalam beberapa tahun terakhir, dan upaya untuk memperbaikinya tergelincir awal tahun ini ketika AS menembak jatuh apa yang dikatakannya sebagai balon mata-mata China, yang terbang di wilayah udara AS. China mengklaim balon itu merupakan alat penelitian dan AS bereaksi berlebihan.

Qin menyalahkan AS atas hubungan yang memburuk, khususnya mengutip insiden balon, serta ketegangan terkait perang Taiwan dan Ukraina. Ia mengatakan konflik di Ukraina tampaknya didorong oleh 'tangan tak terlihat'.

Meski begitu, China telah mengambil posisi yang lebih netral dalam perang Rusia-Ukraina. Tak hanya membangun komunikasi dengan Moskow, Beijing juga berkomunikasi dengan Kyiv untuk mendapatkan solusi atas penyelesaian konflik militer ini.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Dagang Usai, Trump Umumkan Kesepakatan Baru AS-China